Bupati Indartato Ajak Warga Pacitan Nguri-uri Budaya Adi Luhung

Bupati Indartato Ajak Warga Pacitan Nguri-uri Budaya Adi Luhung Ritual Ceprotan di Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Pacitan.

"Seketika diminumlah air kelapa muda itu, namun tak sampai habis. Lantas sisa air kelapa itu oleh Ki Ghodeg disiramkan ke bebatuan sambil bersabda, 'Sang Dewi, air ini akan menjadi sumber air yang tak akan pernah kering, dan akan menjadi sumber kehidupan'. Sebagai lambang keabadian, sumber tersebut diberi nama Sekar," tutur Jolotundo, sekilas menceritakan sejarah ceprotan.

Lebih jauh, Jolotundo mengungkapkan, suatu hari tepatnya Senin Kliwon Bulan Longkang, Ki Ghodeg mengadakan ritual dengan menghadiahkan ayam panggang, kelapa muda, serta ubo rampe lainnya. Saat ritual berlangsung, sempat terdengar teriakan serta sorak-sorai peserta. Bahkan juga ada salah satu peserta yang mengambil panggang sesaji. Sontak peserta lainnya mengejar peserta tersebut dan melemparinya dengan bluluk atau kelapa muda yang juga diambilnya dari sesaji tersebut.

"Melihat fenomena itu, bersabdalah Ki Ghodeg bahwa setiap tahun di Desa Sekar, tepatnya pada hari Senin Kliwon Bulan Longkang, harus diperingati dengan ritual melempari orang yang membawa lari panggang sesaji dengan bluluk. Ritual itu sebagai simbol menghilangkan pengaruh buruk di desa tersebut. Sejak saat itulah setiap Bulan Longkang selalu diadakan kegiatan bersih desa dan ritual ceprotan sebagai simbol hari jadi desa tersebut," pungkasnya. (yun/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO