Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kediri Amburadul, Sekolah Foto Copy Buku

Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kediri Amburadul, Sekolah Foto Copy Buku

KEDIRI – (BangsaOnline) Implementasi kurikulum pendidikan 2013 tahun pelajaran 2014 di Kota Kediri amburadul’ Hammpir seluruh sekolah belum memiliki buku pelajaran untuk kurikulum baru tersebut. Sekolah terpaksa memfoto copy untuk menyiasatinya. Sementara para siswa mengaku, kesulitan dalam belajar, karena hanya terbatas pada satu tema tertentu.

Seperti di SMA Negeri 5 Kediri misalnya, sekolah ini terpaksa menerapkan kebijakan foto copy buku pelajaran untuk masing-masing tema pelajaran dan memberikan soft copy pelajaran kepada siswa.

Menurut Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Kediri Eko Agus Suwandi, satu tema pelajaran biasanya sekitar 17 halaman dan akan habis dalam lima kali tatap muka atau sekitar satu bulan. Apabila satu tema telah habis terbahas, guru akan foto copy kembali tema berikutnya. “Untuk sementara kita foto copy bersama-sama,” katanya.

Sedangkan biaya foto copy buku ditanggung oleh sekolah melalui Biaya Operasional Sekolah (BOS). Pihak sekolah berharap, distribusi buku pelajaran kurikulum baru segera datang agar proses belajar mengajar tidak tertanggu.

“Ya harapannya, pemerintah segera memberikan kurikulumnya, agar anak-anak juga bisa belajar tema-tema yang lain,” harapnya. Sementara itu, Destiana Rana salah seorang siswa mengaku, kesulitan belajar, karena materi pembelajaran dengan sistem foto copy buku pelajaran terbatas pada satu tema. Akibatnya, siswa tidak dapat mempelajari tema berikutnya.

“Ya cukup kesulitan saja, kita hanya bisa belajar ini saja, dan tidak bisa belajar tema yang lain, karena memang belum di foto copy,” ujarnya. Untuk itu, ia berharap pemerintah segera mendatangkan buku pelajaran untuk kurikulum baru. Sebab, toko-toko buku saat ini juga belum ada yang menjualnya. Untuk diketahui, di SMA Negeri 5 Kediri terdapat 950 orang siswa. Kurikulum pendidikan baru diterapkan untuk kelas 10 dan 11, sedangkan siswa kelas 12 masih menggunakan kurikulum lama. Secara penerapan, kurikulum pendidikan baru ini tidak jauh berbeda dari kurikulum pendidikan sebelumnya. Perbedaan hanya terletak pada penjurusan, yang sudah dimulai pada kelas 11 dan adanya mata pelajaran lintas minat. Dengan pelajaran lintas minat, siswa dari jurusan ilmu pengetahuan alam dapat mempelajari salah satu pelajaran jurusan ilmu pengetahuan social, begitu sebaliknya. Orientasi pelajaran lintas minat ini, agar siswa yang ingin meneruskan ke jenjang perguruan tinggi tidak kesulitan dalam mengikuti tes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO