SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tingginya harga daging sapi di Jawa Timur mengundang keprihatinan dari DPRD Jatim. Pihak parlemen pun mempertanyakan kinerja dari Dinas Peternakan Jatim yang dinilai tak mampu mengendalikan harga daging di Jatim. Padahal, daging menjadi salah satu kebutuhan masyarakat dan penting untuk meningkatkan gizi anak-anak.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Pranaya Yudha Mahardhika mengatakan kenaikan harga daging di Jatim merupakan permasalahan klasik yang selama ini dihadapi oleh Dinas Peternakan Jatim. Masalah ini terus berulang dari tahun ke tahun.
BACA JUGA:
- Bertemu Dubes Thailand, Khofifah Bahas Peningkatan Kerja Sama di Sejumlah Sektor
- Adhy Harap Kepala BI Jatim yang Baru Bisa Perkuat Kolaborasi Pertumbuhan dan Digitalisasi Ekonomi
- Hadiri HUT ke-64 Kaisar Jepang, Pj. Gubernur Adhy Dorong Penguatan Kerja Sama Lintas Sektor
- Jelang Ramadan, Pj Gubernur Jatim Sidak Pasar, Beberapa Komoditas Bapok Alami Kenaikan Harga
”Dari dulu masalah ini selalu timbul dan menjadi langganan dari dinas tersebut. Seharusnya mereka punya upaya agar masalah ini tidak menjadi masalah bulanan atau tahunan,” kritik politisi asal Partai Golkar, Kamis (27/4).
Anggota Dewan Jatim asal daerah pemilihan III yang meliputi Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo itu mengatakan, dirinya selama ini tak melihat ada upaya sungguh-sungguh dilakukan oleh Dinas Peternakan Jatim untuk mengatasi kenaikan harga daging di Jatim.
”Dinas Peternakan Jatim saya lihat kurang visioner. Mestinya mereka memiliki solusi jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengatasi kenaikan harga daging di Jatim,” tandas putra politisi senior Golkar, Eddy Embun ini.
Politisi muda Partai Golkar yang akrab disapa Yudha ini mengungkapkan, pihaknya berharap adanya evaluasi kinerja dari Dinas Peternakan Jatim yang sampai saat ini belum menunjukkan kinerja yang memuaskan, terlebih dalam mengendalikan kenaikan harga daging.