"Bisa saja nanti Gus Ipul berpasangan dengan Kang Yoto atau Khofifah berpasangan dengan Masfuk," kelakar dosen murah senyum ini.
Ditanya bagaimana peluang PDIP jika mengusung kader sendiri di Pilgub Jatim mendatang? Dengan lugas Suko Widodo mengatakan bahwa popularitas dan elektabilitas Tri Rismaharini mapun Djarot Saiful Hidayat kalau diusung di Pilgub Jatim masih kalah dengan Gus Ipul atau Khofifah.
"Pasca kekalahan di Provinsi Banten dan DKI Jakarta, saya kira PDIP akan bersikap pragmatis dalam Pilgub Jatim mendatang, yaitu memilih cagub yang memiliki kekuatan publik. Pilihannya ya antara Gus Ipul atau Khofifah kalau ingin menang," imbuh Suko.
Terpisah, Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad juga mengakui hasil Pilkada DKI Jakarta pasti akan mempengaruhi sikap DPP dalam menghadapi Pilgub Jatim maupun Pilkada serentak 2018.
"Kalau pasangan Anis-Sandi menang, di Pilgub Jatim mendatang Gerindra Jatim paling tidak mengusung akan mengusung Cagub atau Cawagub dari kader sendiri," jelas Sadad.
Soal koalisi dengan parpol apa, lanjut Sadad, pihaknya masih terus menjalin komunikasi intensif dengan parpol-parpol lain di Jatim, termasuk PKS yang di Pilgub DKI Jakarta menjadi mitra koalisi Gerindra mengusung pasangan Anis-Sandi.
"Partai Gerindra hanya memiliki 13 kursi di DPRD Jatim, sehingga harus berkoalisi jika mengusung calon," tandasnya.
Senada, Sekretaris Umum DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan mengaku bersyukur lantaran pasangan calon yang diusung PKS di Pilgub DKI Jakarta untuk sementara unggul berdasarkan perhitungan cepat. Ia menyadari kemenangan di DKI Jakarta akan membawa berkah tersendiri bagi PKS Jatim.
"Calon yang didukung dan diusung PKS itu menangan, buktinya di Jakarta, Insya Allah kita menang," pungkas anggota Komisi C DPRD Jatim. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News