Diduga Depresi, Warga Paron Ngawi Gantung Diri

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Bunuh diri dengan gantung diri akhir-akhir ini sedang marak di wilayah Ngawi. Dalam satu bulan ini saja, sudah banyak laporan yang masuk ke Kepolisian Resort (Polres) Ngawi adanya warga tewas dengan cara gantung diri.

Seperti yang terjadi Rabu (19/04) pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB, seorang wanita paruh baya diketemukan meninggal dengan cara gantung diri. Ia adalah Misiyem (54), warga Desa Gelung Kecamatan Paron. Korban pertama kali ditemukan suaminya Tukiran (64), tewas dengan seutas tali di blandar rumahnya.

Berdasarkan info yang dihimpun, kejadian itu bermula saat Misiyem (korban) yang memang sedang mengalami sakit meminta kepada Tukiran (suami) untuk berbelanja di warung. Tak menaruh curiga, Tukiran pun berangkat ke warung yang tidak jauh dari rumahnya. Namun saat kembali ke rumah selang sekitar 30 menit kemudian, Tukiran terkejut karena mendapati istri sudah dalam posisi menggantung di blandar rumah dengan setas tali.

Menurut keterangan dari Tukiran, menjelaskan bahwa istrinya memang menderita skizrofenia yang membuat korban selalu ketakutan jika ada suara yang sifatnya keras. Bahkan satu hari sebelum kejadian, korban yang hidup berdua dengan suaminya tersebut sempat pamitan pada orang tuanya (ibu korban) di desa sebelah bahwa korban akan pergi jauh.

"Sesuai keterangan dari saksi termasuk suaminya, memang korban sedang menderita atau mengalami ketakutan yang luar biasa atau dikenal dengan istilah skizrofenia tanpa diketahui secara jelas penyebabnya," jelas AKP I Wayan Murtika,Kapolsek Paron, pada Bangsaonline.com.

Sementara itu tentang skizrofenia, adalah gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau dan perubahan perilaku. Kondisi yang biasanya berlangsung dalam waktu lama ini sering diartikan sebagai gangguan mental mengingat sulitnya penderita membedakan antara kenyataan dengan pikiran sendiri. (nal/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News