Ibu-Ibu di Mojokerto Menjerit Harga Cabai Melangit

Ibu-Ibu di Mojokerto Menjerit Harga Cabai Melangit

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Para ibu rumah tangga di Mojokerto panik dengan harga cabai yang melangit, per kilo mencapai Rp 140 ribu. Pasalnya dengan rata-rata perekonomian menengah ke bawah, para ibu-ibu sangat tidak sanggup dengan kenaikkan yang sangat fantastik tersebut. Mereka mengharapkan pemerintah secepatnya turun tangan untuk mengontrol harga cabai sehingga dapat terjangkau daya beli masyarakat Mojokerto.

"Saya bersama para ibu lainnya rasanya mau menangis dengan melangitnya harga cabai di pasar-pasar. Rasanya mau menjerit. Mau bagaimana, cabai itu bagian penting dari masak memasak di rumah tangga, sedangkan kebutuhan hidup lainnya juga sangat penting. Terpaksa mas, kalau mau beli cabai urunan dengan ibu-ibu lainnya. Saya bersama para ibu mengharap pemerintah pusat maupun daerah untuk turun tangan dengan cepat agar harga capai bisa dijangkau oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah," ketus Nina salah satu ibu waktu ditemui sepulang dari pasar Tanjung Kota Mojokerto, Selasa (7/2).

Perlu diketahui, harga cabai di Kota Mojokerto sedang meroket alias mahal. Kondisi ini tak lepas dari musibah banjir di beberapa daerah, sehingga banyak gagal panen. Kenaikan harga cabai menggila, bahkan mengalahkan harga daging sapi di pasaran.

Ini seperti yang terlihat di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto. Di pasar terbesar di wilayah kota dan kabupaten ini, pedagang mengeluh selama beberapa hari ini harga cabai terus melonjak. Seperti penuturan Fauziah (33), warga Purwotengah. Pedagang sayuran ini mengaku sudah lebih dari empat hari harga cabai rawit mencapai Rp 140 ribu per kg.

"Bisa jadi akan naik lagi. Padahal sebelumnya hanya Rp 90 ribu per kg," katanya di lokasi, Selasa (7/2).

Dia mengaku, kenaikan harga ini tak lepas dari banyaknya daerah yang terimbas banjir, sehingga gagal panen. Jika pun ada panen, kondisi cabai tak sebagus yang diperkirakan.

"Saya memang ambil cabai dari Nganjuk, dan kebetulan daerah itu juga kena banjir. Makanya, sebagian cabai yang dijual juga jelek-jelek," urainya.

Lihat juga video 'Jelang Ramadan, Harga Cabai di Pasar Tradisional Kota Pasuruan Meroket':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO