GRESIK, BANGSAONLINE.com - Tidak adanya kepastian untuk kelanjutan dan finishing proyek Stadion GJS (Gelora Joko Samudro) di Desa Segoromadu Kecamatan Kebomas, menuai kritik pedas banyak kalangan masyarakat.
Terlebih, para politisi yang pernah ikut andil dalam mewujudkan stadion yang konon akan dijadikan kebanggaan masyarakat Kabupaten Gresik ini. Mantan Wakil Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim misalnya, menganggap keberadaan GJS tidak sesuai dengan kesepakatan saat dirinya masih duduk di DPRD Gresik.
BACA JUGA:
- Polres Gresik Tetapkan 8 Tersangka Kasus Kericuhan Suporter Gresik United
- Ricuh Suporter Gresik United di Stadion Gejos, KH Khusnan Ali: Sepak Bola Gagal Bawa Misi Kedamaian
- Gresik Masuk Zona Oranye, Relawan Nakes Percepat Vaksinasi Dosis 1 dan 2
- Terima Donasi 500 Bed, Bupati Gus Yani Minta Warga Isoman Pindah Isoter di RS Lapangan Gejos
"Dulu waktu saya jadi pimpinan DPRD kesepakatannya GJS dengan anggaran APBD Gresik jamak (2012, 2013, 2014 dan 2015) Rp 250 miliar rampung tahap awal dan bisa difungsikan untuk sepak bola. Namun, kenyataannya tidak," kata Nurhamim kepada BANGSAONLINE, Kamis (8/12).
"Saya waktu itu ikut teken. Jadi, saya juga ikut bertanggungjawab kepada rakyat kalau stadion sampai mangkrak," sambungnya.
Menurut Nurhamim, sebelum stadion dibangun, DPRD dan Pemkab Gresik waktu itu membuat kesepakatan, kalau dana Rp 250 miliar itu sudah bisa membangun stadion yang bisa digunakan pertandingan sepak bola. Sebab, dana sebesar itu bisa untuk mewujudkan pembangunan satu tribun dan sarana pendukung.
Tahap awal, stadion dibuat standar nasional dengan kapasitas penonton antara 25 ribu-35 ribu. "Tapi kenyataannya hingga sekarang tidak bisa dimanfaatkan. Ini jelas ada kesalahan," tukasnya.