Mahasiswa Tuding Kejari Sumenep Mandul, Banyak Kasus Korupsi Mandek

Mahasiswa Tuding Kejari Sumenep Mandul, Banyak Kasus Korupsi Mandek Massa Mahasurya saat di depan kantor Kejari Sumenep. foto: RAHMATULLAH/ BANGSAONLINE

SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) kembali turun jalan, Kamis (28/7). Saat ini mereka mendatangi kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep untuk mendesak aparat penegak hukum segera menuntaskan sejumlah kasus dugaan korupsi yang penanganannya dianggap mandek. Bahkan mereka menuding kinerja Kejari mandul, sebab penangan sejumlah kasus ditengarai berjalan di tempat.

Demonstran membawa poster bertuliskan kecaman. Di antaranya juga membawa replika keranda mayat sebagai simbol matinya upaya penegakan hukum. Aparat kepolisian tampak berpagar betis di depan pintu masuk Kejari untuk mengamankan jalannya aksi.

Koordinator lapangan, Bisri Gie, menegaskan penanganan sejumlah dugaan kasus korupsi nyaris tidak ada kabar. Dia menengarai petugas yang menangani tidak serius bekerja, sehingga penanganan kasus tersebut terkesan diperlambat. Ia mencontohkan penanganan kasus raskin di Desa Guluk-Guluk (Kecamatan Guluk-guluk), Desa Poteran (Kecamatan Talango), Lapa Taman (Kecamatan Dungkek), serta tujuh kecamatan di kepulauan.

“Kasus raskin merupakan sebagian kasus yang ditangani Kejari, dan masih banyak kasus lainnya. Anehnya penanganan kasus tersebut terkesan lambat,” ungkapnya.

Demonstran berorasi bergantian. Selain mendesak penuntasan kasus, mereka juga mendesak Kepala Kejari (Kajari) Sumenep, Bambang Sutrisna, keluar ruangan untuk berdiskusi tentang penanganan kasus yang dilakukan.

Setelah lama berorasi, mereka hanya ditemui oleh Kasi Datun , Ridwan Ismawanta. Kepada demonstran, dia berujar penanganan laporan dugaan korupsi tetap berjalan sesuai prosedur yang berlaku, termasuk kasus dugaan raskin yang disebut mahasiswa.

“Tapi Pak Kajari tidak bisa menemui mahasiswa, sebab dia sedang ada undangan,” terangnya.

Tidak terima dengan penjelasan Kasi Datun soal ketiadaan Kajari di kantor, mahasiswa mendesak masuk untuk melakukan sweeping. Polisi menyilakan lima perwakilan untuk menyisir ruangan Kejari guna memastikan ketiadaan Kajari. Hanya beberapa menit, mereka keluar lagi dengan raut muka kecewa, sebab Kajari memang tidak ada di kantor.

Akhirnya para demonstran membubarkan diri dengan tertib, dan membiarkan replika keranda mayat dengan harapan dilihat Kajari ketika masuk kantor. (mat/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO