Istri Bipka Seladi.
MALANG, BANGSAONLINE.com - Ternyata pekerjaan memilah sampah plastik layak dijual, bukan hanya dilakoni Bripka Seladi. Ngatiani (47), sang istri turut larut dalam pekerjaan itu. Sama halnya dengan Seladi, ibu tiga anak ini memandang ini merupakan pekerjaan halal dan tentunya bisa menutup kebutuhan keluarga.
"Saya pinjam tempat milik saudara. Di sana botol bekas minuman saya pilah untuk dijual. Biasanya pedagang jamu yang memerlukan botol datang untuk membeli," cerita Ngatiani kepada detikcom di rumahnya, Jumat (20/5/2016). Botol-botol plastik itu, lanjut dia, didapatkan dari Seladi yang membawanya dari gudang di Jalan Dr. Wahidin, Kota Malang.
Menurut dia, hasilnya cukup lumayan. Meskipun harus terlebih dahulu membersihkan dan membuang bahan yang tertempel pada botol sampah itu. "Saya jualnya satu ikat, untuk harga satu botol Rp 200. Satu ikat bisa 50 sampai 100 botol isinya," tuturnya.
Hidup seperti ini ternyata tidak membuatnya gerah. Namun semangat yang dimiliki suaminya Seladi merubah pandangan dirinya tentang arti hidup sebenarnya. Ngatiani sangat bangga dengan Seladi yang tidak neko-neko alias sederhana. Sampai rumah yang ditempati saat ini merupakan warisan dari orang tua Ngatiani.
"Ini rumah orang tua saya. Kami memang begini dan bapak (Seladi-red) tidak yang neko-neko sebagai kepala keluarga," sebut dia.
Dia tidak menampik jika sebetulnya dari gaji Seladi cukup untuk menjalani hidup. Tetapi dengan banyaknya kebutuhan dan untuk memenuhinya, Seladi memilih untuk menjual sampah plastik.
"Kalau gaji sebenarnya bisa dibilang cukup. Tetapi namanya hidup dengan tiga anak, bapak menambah penghasilan dengan menjual sampah plastik itu," terangnya.
Ngatiani mengaku, motor matic yang terparkir depan rumahnya adalah satu-satunya milik keluarga ini. Mungkin dengan begitu, Seladi memilih untuk mengayuh sepeda angin dalam berdinas.
"Motor ya itu, nanti kalau dipakai yang di rumah gimana. Makanya bapak pakai onthel," aku dia.
