Parpolisasi NU, Ruh NU Bisa Hilang, KH Hasyim Muzadi: Dulu Gus Dur Tak Campuraduk NU-PKB

Parpolisasi NU, Ruh NU Bisa Hilang, KH Hasyim Muzadi: Dulu Gus Dur Tak Campuraduk NU-PKB KH Hasyim Muzadi.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mencermati kecenderungan negatif yang kini menimpa NU. Yaitu makin kuatnya indikasi parpolisasi NU, terutama oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurut Kiai Hasyim, indikasi intervensi PKB dalam Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang kini menjalar ke konferwil dan konfercab di berbagai daerah. ”Ini kan bisa dianggap sebagai parpolisasi pada NU,” kata Kiai Hasyim Muzadi kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (7/4).

Menurut dia, kalau kecenderungan PKB intervensi pada NU ini terus terjadi, maka ruh NU akan hilang. ”Karena kekuasaan ulama diganti oleh anak-anak politik yang ngatur NU karena merasa punya uang. Akibatnya ruh NU hilang. Inilah yang dulu juga terjadi saat NU dan PPP jadi satu,” katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat ini menceritakan pengalaman pahit saat NU campur aduk dengan PPP.

”Saat itu kalau rapat yang diributkan hanya soal DPR. Tak pernah bicara bagaimana memajukan Ma’arif dan lembaga-lembaga NU lainnya,” katanya.

Akibatnya, baik NU maupun PPP sama tak maju-maju. ”NU tak maju, PPP mandul. Sekarang (PKB) juga sama. Banom yang dipimpin orang partai tak maju. Karena pimpinannya politisi yang tak punya kharisma dan mengakar di bawah, Ini akan mengulang sejarah tahun 1979 – 1984 ketika NU jadi satu dengan PPP,” katanya.

Karena itu ketika pada tahun 1998 PBNU membidani lahirnya PKB, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama Kiai Hasyim Muzadi membangun platform agar NU dan PKB tak saling tumpang tindih. ”PKB itu kan dideklarasikan di Ciganjur pada 23 Juli 1998. Saya termasuk pendiri bersama Gus Dur,” kata Kiai Hasyim.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini kemudian bercerita bahwa saat itu Gus Dur dan dirinya ada kesepakatan tak tertulis.

”Kata Gus Dur: Pak Hasyim (sampean) yang ngatur NU, saya akan mimpin PKB. NU mengatur civil society (kejam’iyahan yang bertata nilai atau akhlak sosial). Sedangkan partai (PKB) bergerak di bidang kekuasaan praktis yang banyak liku-likunya. Keduanya jangan dicampuraduk secara struktural kepengurusan, tapi hubungan aspiratif strategis,” ungkap Kiai Hasyim Muzadi mengungkap kembali pesan Gus Dur saat itu.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO