Terendam Air, Petani Cabai di Bojonegoro Panen Dini

Terendam Air, Petani Cabai di Bojonegoro Panen Dini Petani cabai di Kecamatan Baureno tampak melakukan panen cabai dini. Sebab, air sedang menggenangi tanaman cabainya. foto: eky nurhadi/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bojonegoro sejak sepekan terakhir membuat sejumlah anak sungai Bengawan Solo meluap. Meski air tidak sampai menggenangi perkampungan warga, namun luberan air anak sungai itu membuat beberapa tanaman warga terendam air.

Beberapa tanaman yang terendam air di antaranya, jagung, cabai dan padi. Tanaman seperti cabai mestinya belum waktunya panen, namun karena lahannya terendam air warga mempercepat proses pemanenan. Sedangkan tanaman jagung dan padi rata-rata belum berbuah, sehingga dipastikan mengalami gagal panen.

Beberapa lahan pertanian yang tergenang air itu tersebar di beberapa kecamatan di Bojonegoro. Di antaranya kecamatan Baureno, Kanor, Balen, Kapas dan Sumberejo. Ribuan hektare lahan yang sebelumnya berwarna hijau dipenuhi tanaman padi, jagung dan cabai tampak menjadi putih dipenuhi hamparan air.

Akibat banjir air hujan itu, warga di Desa Sembunglor, Kecamatan Baureno terpaksa mempercepat proses pemanenan tanaman cabainya. Sebab, jika tidak dipanen justru mereka akan mengalami kerugian yang besar.

"Sebagian masih banyak yang hijau (buah cabainya,red). Tapi terpaksa kita panen untuk mengurangi kerugian," ujar salah satu pemilik tanaman cabai, Soleh (56), Senin (25/1/16).

Untuk mempercepat proses panen cabai itu, dia memperkerjakan sebanyak emam orang. Menurut dia, saat ini harga cabai jenis lompong yang dia panen itu per kilogramnya seharga Rp 4.500/Kg. "Itu kalau buahnya berwarna merah semua, tapi kalau sebagian banyak yang hijau ya paling hanya Rp3.000/Kg," jelas dia.

Selain di Kecamatan Baureno, sejumlah petani cabai di Kecamatan Kanor dan Balen juga sedang melakukan panen cabai dini. Rata-rata air yang menggenai sejumlah tanaman itu setinggi lutut orang dewasa. Meski ketinggian air hanya segitu, namun para petani memastikan beberapa tanaman itu akan mati.

"Tanaman jagung, cabai dan padi jika terendam air akan mudah mati" kata salah satu petani lain di Kecamatan Kanor, Samsuri.

Sementara itu, Kasi Pencegahan dan Kedaruratan Bencana BPBD Pemkab Bojonegoro, Sukirno mengatakan, curah hujan yang akan mengguyur wilayah Bojonegoro diprediksi masih tinggi hingga akhir Februari mendatang.

"Prediksi BMKG Jawa Timur hujan dengan intensitas tinggi baru akan turun mulai awal Februari besuk. Sehingga saya berharap warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo untuk waspada banjir, juga warga di bantaran yang akan panen padi untuk segera melakukan proses panen padi, sebelum terendam air," ujar dia. (nur/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO