UAC Target Akreditasi Unggul Semua Program, Kiai Asep Ditunggu Baghdad, Jordan dan Tunisia

UAC Target Akreditasi Unggul Semua Program, Kiai Asep Ditunggu Baghdad, Jordan dan Tunisia Acara pembukaan Asesmen Lapangan Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) untuk program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Senin (4/8/2025). Foto: MMA/bangsaonline

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com- Universitas KH Abdul Chalim (UAC) kembali menggelar Asesmen Lapangan Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), Senin (4/8/2025). Kali ini untuk program sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Acara yang berlangsung di Gedung Pascasarjana UAC itu dihadiri dua asesor. Yaitu Dr Rasiman, MPd dari Universitas PGRI Semarang dan Prof Dr Purwanto dari Universitas UIN Raden Mas Said Surakarta.

Acara itu dihadiri langsung Prof Dr KH Asep Saifuddin Challim, MA, pendiri sekaligus pembina UAC. Selain Kiai Asep juga hadir Rektor UAC Dr KH Mauhibur Rakhman (Gus Muhib), Direktur Pascasarjana UAC Dr Afif Zamroni, Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk Al Husseini asal Mesir, Syaikh Shodiq dari Sudan, Wakil Rektor UAC Dr Fadly Usman, Dr Affan, dan Dr Zakaria Muhtadi

Juga hadir sejumlah guru besar, antara lain: Prof Dr Abdul Haris, Prof Dr Tauchid Noor, Prof Dr Husein Aziz, Prof Dr Agus Sholahuddin, dan para civitas akademika UAC.

“Juga hadir tokoh Muhammadiyah, Dr Achmad Rubaie yang pernah menjadi anggota DPR RI,” kata Kiai Asep Saifuddin Challim saat sambutan membuka acara tersebut. Achmad Rubaie yang juga Ketua Harian PAN Jawa Timur datang bersama Ahmad Fachruddin, pengurus PAN Jatim.

Kiai Asep terang-terangan menargetkan semua program UAC unggul, termasuk program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Menurut dia, program unggul itu akan mempermudah terealisasinya universitas bertaraf internasional.

Menurut Kiai Asep, dana operasional dan pengembangan infrastruktur atau gedung kampus bukan dari kekayaan kampus. Tapi masih dari uang pribadi. Apalagi banyak mahasiswa UAC yang beasiswa dari uang pribadi Kiai Asep.

“Saya bukan orang kaya. Tapi ada buku berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Penulisnya juga hadir,” kata Kiai Asep yang disambut tawa para undangan.

Kiai Asep bercerita bahwa ia mendirikan UAC dengan mengabadikan nama KH Abdul Chalim sebagai bentuk birrul walidain. Karena itu Kiai Asep banyak memberikan beasiswa, termasuk kepada mahasiswa dari luar negeri.

Kiai Asep mengundang mahasiswa asing kuliah di UAC juga dalam rangka pengembangan universitas internasional. “Dulu banyak, dari 11 negara. Tapi karena Covid mereka pulang, Sekarang ada dari Filipina, Thaland, Vietnam dan lainnya,” tutur Kiai Asep.

Rektor UAC Gus Muhib juga menegaskan bahwa pesan dari Kiai Asep tidak ada alternatif lain selain harus mendapat akredittasi unggul. Karena itu ia berharap asesmen itu sesuai harapan Kiai Asep.

Ia mengakui bahwa dana hibah memang kosong di UAC. “Karena ya itu tadi, kiai miliarder itu,” tegas menantu Kiai Asep itu disambut tawa para dosen dan asesor.

Bahkan, menurut Gus Muhib, Kiai Asep mengharamkan minta-minta sumbangan. “Kayaknya kita tak punya marwah kalau minta-minta bantuan,” kata Gus Muhib mengutip pernyataan Kiai Asep.

“Beliau punya komitmen, dari pada meminta lebih baik kita memberi,” tutur alumnus Universitas Al Azhar itu seraya mengatakan bahwa semua pembangunan gedung dibiayai dari uang pribadi Kiai Asep

Terkait jaringan internasional, Gus Muhib kepada BANGSAONNLINE mengungkapkan bahwa respons para pimpinan universitas di berbagai negara sangat positif.

“Sekarang abah (Kiai Asep) dan saya ditunggu Jordan, Tunisia dan Baghdad,” kata Gus Muhib.

Menurut Gus Muhib, para pimpinan perguruan tinggi dunia itu menagih kunjungan Kiai Asep karena mereka sudah pernah ke Amanatul Ummah.

“Mereka tanya kapan berkunjung,” kata Gus Muhib.

Bahkan, tutur Gus Muhib, khsusus Kiai Asep dan Gus Muhib mereka siap membiayai perjalanan sejak berangkat sampai pulang ke Indonesia.

Gus Muhib inilah yang selama ini banyak berkomunikasi dengan para pimpinan perguruan tinggi di berbagai negara. Catatan BANGSAONLINE, Kiai Asep, Gus Muhib, Nyai Alif Fadhilah (istri Kiai Asep) dan Dr Fadli Usman pernah berkunjung ke perguruan tinggi di Maroko,Thailand, Mesir, Brunei, dan beberapa negara lainnya.

Yang juga menarik, dalam acara pembukaan asesmen lapangan LAMDIK itu, tokoh Muhammadiyah Jawa Timur Achmad Rubaie mengaku sebagai muhibbin Kiai Asep.

“Saya ini muhhibbin Pak Kiai Asep,” kata Achmad Rubaie yang disambut tawa peserta pembukaan asesmen.

Rubaie mengaku menjadi pecinta dan pengagum Kiai Asep bukan semata karena ketokohan dan kemampuan akademik serta kedalaman ilmu agamanya tapi juga karena doa-doanya yang mustajab.

Menurut dia, acara asesmen program pendidikan guru madrasah Ibtiidaiyah ini sangat penting karena sekarang ada upaya membubarkan pondok pesantren dan menghapus pelajaran agama dari sekolah.

“Saya baca di BANGSAONLINE Luthfi Asy-Syaukani mengusulkan agar pondok pesantren dibubarkan dan pelajaran agama dihapus karena dianggap tidak relevan dengan kebutuhan bangsa. Sekarang jadi sangat relevan pelajaran agama itu harus diteguhkan. Karena itu harus terakditasi unggul gemuk,” tegas mantan anggota DPRD Jatim dan DPR RI itu.

Achmad Rubaie yang juga Ketua PW Pencak Silat Tapak Suci Muhammadiyah Jawa Timur itu dalam pidatonya juga sangat fasih membaca shalawat dengan menyebut Sayyidina Muhammad.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, Kiai Asep punya obsesi besar tentang pendidikan Indonesia. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto itu menginginkan Indonesia memiliki perguruan tinggi kelas dunia atau bertaraf internasional.

Tak tanggung-tanggung. Kiai miliarder tapi dermawan itu ingin Indonesia memiliki perguruan tinggi setara Universitas Al Azhar Mesir, Universitas Al Qorawiyyin Maroko dan Universitas Zaitunah Tunisia.

“Masak kita kalah dengan Yaman,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.

“Dan kita bisa. Mesir itu secara ekonomi masih kalah dengan kita. Tapi karena punya universitas Al Azhar jadi lebih tinggi dari kita,” kata putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada 10 November 2023 dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Karena itu Kiai Asep berharap program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah itu mendapat akreditasi unggul.