
BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Angka kemiskinan di Bangkalan menunjukkan perbedaan mencolok tergantung metode penghitungan yang digunakan.
Apabila mengacu pada standar Bank Dunia, jumlah penduduk miskin di Bangkalan mencapai 55,90 persen atau sekitar 572,82 ribu jiwa.
Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan berdasarkan pengeluaran individu sebesar Rp1,5 juta per bulan atau sekitar Rp50 ribu per hari. Warga dengan pengeluaran di bawah angka tersebut dikategorikan sebagai miskin.
Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bangkalan tahun lalu, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 190,94 ribu jiwa atau 18,66 persen dari total populasi.
“Perbedaan angka antara BPS dan Bank Dunia disebabkan oleh metode yang digunakan. Bank Dunia memakai standar negara berpendapatan menengah ke atas, sehingga garis kemiskinannya lebih tinggi,” kata Kepala BPS Bangkalan, Insaf Santoso, kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (6/8/2025).
Disebutkan pula olehnya bahwa angka kemiskinan versi BPS mengalami penurunan sebesar 0,69 persen dibandingkan tahun 2023 yang berada di angka 19,35 persen, atau turun sekitar 5,72 ribu jiwa.
Namun, hingga awal Agustus 2025, BPS Bangkalan belum merilis data kemiskinan terbaru karena penghitungan masih dilakukan oleh pusat.
“Data nasional memang sudah rilis, tapi untuk Bangkalan masih menunggu data dari pusat atau provinsi,” ucap Insaf.
Berdasarkan catatan BPS selama tujuh tahun terakhir, angka kemiskinan di Bangkalan cenderung stagnan. Pada tahun 2017 tercatat 206,53 ribu jiwa, 191,33 ribu (2018), 186,00 ribu (2019), 204,00 ribu (2020), 215,97 ribu (2021), 196,11 ribu (2022), 196,66 ribu (2023), dan 190,94 ribu jiwa pada tahun 2024. (uzi/mar)