Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana saat memotong pita sebagai tanda soft opening Museum Daerah Kabupaten Kediri. (Ist).
KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meminta alur sirkulasi pengunjung Museum Daerah Kabupaten Kediri disempurnakan agar mengikuti cerita sejarah dan budaya daerah secara runut dan mudah dipahami.
Permintaan tersebut disampaikan saat soft opening Museum Daerah Kabupaten Kediri yang berlokasi di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kamis (25/12/2025).
Ia menilai, sejak pengunjung masuk hingga keluar museum, koleksi yang ditampilkan harus disusun berdasarkan alur cerita yang sistematis sehingga pengunjung dapat memahami perkembangan sejarah dan budaya Kabupaten Kediri secara utuh.
“Sehingga perjalanan daerah tertua di Jawa Timur ini bisa terekam dan diceritakan,” ujarnya.
Menurut Dhito, di era digital saat ini banyak anak-anak mengenal sejarah hanya dari potongan informasi di media sosial.
Karena itu, museum dengan koleksi artefak yang dilengkapi narasi edukatif dinilai penting sebagai sarana pembelajaran.
“Mulai dari pintu masuk sampai keluar itu harus runut dan berkesan, punya daya tarik,” tambahnya.
Saat ini, Museum Daerah Kabupaten Kediri memiliki sekitar 190 koleksi peninggalan sejarah dan budaya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 54 koleksi telah dipajang, termasuk fragmen Kepala Ganesha yang sempat hilang saat aksi anarkis pembakaran dan penjarahan di Kompleks Kantor Pemkab Kediri pada akhir Agustus 2025.
Dhito menargetkan pada saat grand opening mendatang, penataan alur pengunjung dan koleksi museum telah tersusun rapi dan berkesinambungan.
Ia juga membuka ruang diskusi bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri dengan sejarawan dan budayawan.
Selain itu, untuk menghidupkan museum, ia mendorong Disparbud menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan agar pelajar di Kabupaten Kediri dapat dijadwalkan berkunjung ke museum sebagai bagian dari edukasi sejarah dan budaya.
“Nanti kepada kepala Dinas Pendidikan akan saya instruksikan untuk mewajibkan seluruh siswa datang ke museum agar mengetahui akar budaya Kabupaten Kediri,” tegasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Mustika Prayitno Adi mengatakan soft opening museum berjalan lancar meski masih terdapat sejumlah keterbatasan.
Saat ini, museum baru menampilkan sekitar 50 artefak dari total 190 koleksi yang dimiliki.
“Kita masih memamerkan 50 artefak. Padahal kita punya sekitar 190 artefak. Ini masih arkeologika, padahal rencana ke depan museum ini juga akan menampilkan etnologika, seperti kesenian Tiban, wayang kucil, Jaranan Jowo, dan lainnya,” terangnya.
Menurut Mustika, kawasan museum memiliki luas hampir lima hektare, namun pemanfaatannya masih terbatas. Ke depan, akan dilakukan optimalisasi ruang pamer arkeologika dan etnologika, ruang pamer temporal, serta penyempurnaan interior dan eksterior.
Pada 2026, Pemkab Kediri juga merencanakan pembangunan fasad depan museum dan optimalisasi amphitheater yang akan difungsikan sebagai ruang pentas seni rutin bagi generasi muda.
“Itu target tahun depan, pembangunan fasad dan optimalisasi amphitheater,” ujarnya.
Untuk sementara, Museum Sri Aji Joyoboyo dibuka gratis bagi masyarakat dan beroperasi setiap hari kecuali Senin.
Ke depan, museum ini diarahkan menjadi destinasi wisata budaya yang tidak hanya bernilai edukatif dan pelestarian, tetapi juga berdampak pada perekonomian daerah dan peningkatan pendapatan asli daerah.
“Dari culture tourism, manfaatnya tidak hanya budaya dan edukasi, tetapi juga pengamanan benda purbakala dan dampak ekonomi yang ke depan bisa berkontribusi pada PAD,” tutup Mustika. (uji/van)






