Upaya meningkatkan perekonomian, warga Desa Plalangan menanam pohon petai.
SITUBONDO, BANGSAONLINE.com – Tekanan ekonomi yang sulit mengharuskan warga Desa Plalangan, Kecamatan Sumbermalang, Situbondo, memilih mengadu nasib ke luar pulau. Fenomena migrasi tenaga kerja ini tercatat sudah berlangsung selama puluhan tahun di desa yang terletak di kawasan pegunungan tersebut.
Kepala Desa Plalangan, Mukhlis Al Amin, mengungkapkan bahwa dari sekitar 4.500 jiwa penduduknya, sekitar 30 hingga 40 persen di antaranya bekerja di luar wilayah Situbondo.
“Sebagian besar ke Bali, sebagian lainnya ke Kalimantan, dan bahkan hingga ke Merauke,” ujar Mukhlis kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (20/12/2025).
Menurut Mukhlis, salah satu pemicu utama warga merantau adalah perubahan pola tanam di lahan pertanian desa. Sejak tahun 2007, banyak warga yang beralih menanam pohon sengon. Meski menjanjikan, tanaman ini membutuhkan waktu hingga 7 tahun untuk bisa dipanen.
“Mulai tahun 2007, banyak warga tertarik tanam pohon sengon. Sementara sengon membutuhkan waktu 7 tahun untuk produksi. Selama masa tunggu itu, mereka tidak punya penghasilan tetap dari lahan,” jelasnya.
Kondisi ini memaksa para pria di desa tersebut berangkat merantau. Biasanya, mereka bekerja selama enam bulan di luar pulau, kemudian pulang sebentar sebelum kembali lagi bekerja.
Ironisnya, untuk modal penanaman kayu dan biaya hidup sehari-hari, banyak warga yang terjebak utang. Mukhlis menyebut, warga meminjam uang baik ke bank resmi maupun ke rentenir dengan bunga tinggi. Fenomena ini merata di hampir semua dusun, seperti Dusun Krajan, Dusun Binung, dan Dusun Jambaran.
“Bank berjalan (rentenir) ini menjamur. Warga akhirnya lebih sibuk membayar cicilan bank berjalan ini daripada memikirkan kebutuhan makan,” ungkap Mukhlis dengan nada prihatin.
Untuk bertahan hidup, para istri yang ditinggal merantau juga tetap bekerja, salah satunya menjadi buruh pemilah atau masat tembakau. Suami mereka biasanya mengirimkan uang setiap minggu sesuai dengan waktu gajian di perantauan.
Pihak Pemdes Plalangan mengaku tidak tinggal diam. Mukhlis mengatakan telah melakukan berbagai upaya untuk membantu ekonomi warga, mulai dari motivasi hingga pembukaan lapangan kerja melalui unit usaha desa.
“Kami fokus memberikan bantuan santunan kepada warga, menggerakkan BUMDes seperti membuka pertokoan dan jasa fotokopi, serta mengarahkan koperasi desa untuk meningkatkan usaha warga,” tambahnya.
Namun, kemampuan desa diakui terbatas. Mukhlis berharap Pemkab Situbondo hadir memberikan solusi nyata bagi warganya yang kesulitan.
“Kami berharap Pemkab membantu memikirkan kesulitan warga kami, entah itu melalui program UMKM, atau bantuan program pemberdayaan lainnya,” tutup Mukhlis. (sbi/msn)





