Dinkes Kediri Tingkatkan Layanan ODHA Lewat Pelatihan Rejimen ARV untuk Anak dan Dewasa

Dinkes Kediri Tingkatkan Layanan ODHA Lewat Pelatihan Rejimen ARV untuk Anak dan Dewasa Pembinaan tata laksana pengobatan HIV yang digelar Dinkes Kota Kediri. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemkot Kediri melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berkomitmen meningkatkan kualitas layanan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Salah satu upayanya diwujudkan melalui kegiatan pembinaan tata laksana pengobatan HIV yang digelar pada Kamis (13/11/2025).

Mengusung tema 'Padu Padan Rejimen ARV untuk Anak dan Dewasa', kegiatan ini diikuti oleh petugas layanan ODHA dari puskesmas dan rumah sakit se-Kota Kediri, dan dibuka langsung oleh Plt Kepala Dinkes Kota Kediri, dr. Fahmi Adi Priyantoro.

Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana pembaruan pengetahuan bagi tenaga kesehatan, seiring dengan perkembangan ilmu dan tata laksana pengobatan HIV yang terus berkembang.

Fahmi juga memaparkan strategi penanggulangan HIV yang dilakukan Pemkot Kediri, mulai dari penemuan kasus hingga pengobatan. Saat ini, 80 persen fasilitas layanan kesehatan di Kota Kediri telah menyediakan layanan pengobatan dan perawatan ODHA secara memadai.

Selain itu, Pemkot Kediri juga aktif melakukan mobile visit untuk menjangkau kelompok berisiko, guna mempercepat penanganan jika ditemukan kasus positif HIV.

“Mengingat pengobatan HIV memerlukan waktu yang panjang, kita melakukan pendekatan kepada pasien dengan melibatkan para pendamping ODHA. Mereka berperan dalam melakukan monitoring, pendampingan, serta memberikan penguatan psikologis kepada pasien agar tetap semangat untuk melakukan pengobatan,” kata Fahmi.

Terkait tema kegiatan, ia menjelaskan bahwa pemilihan rejimen antiretroviral (ARV) untuk anak dan dewasa mempertimbangkan kondisi pasien, ketersediaan obat, penyakit penyerta, serta potensi efek samping.

“Kita dan pendamping memiliki grup komunikasi sehingga bisa melakukan tindak lanjut yang lebih cepat apabila ada keluhan atau efek samping pengobatan. Kita cari solusi dengan mengganti ke rejimen lain,” ucapnya.

Melalui kegiatan ini, Fahmi berharap tenaga kesehatan dapat lebih memahami tata laksana pengobatan HIV secara tepat, sehingga pasien mendapatkan penanganan yang sesuai.

“Saya berharap kegiatan ini bisa benar-benar dimanfaatkan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang tata laksana pengobatan HIV sehingga tenaga kesehatan semakin terampil dalam menangani ODHA. Selain itu juga dapat memberikan pendampingan dan pengobatan yang tepat untuk mendukung keberhasilan program penanggulangan HIV di Kota Kediri,” paparnya.

Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber dari Kejaksaan Negeri Kota Kediri yang membahas aspek hukum layanan ODHA, serta dokter spesialis penyakit dalam dari RS Saiful Anwar Malang yang menyampaikan materi tentang pengobatan HIV. (uji/mar)