Ngaku dari Dispendukcapil, Warga Surabaya Hampir Jadi Korban Penipuan dengan Modus Verifikasi IKD

Ngaku dari Dispendukcapil, Warga Surabaya Hampir Jadi Korban Penipuan dengan Modus Verifikasi IKD Tangkapan layar nomor handphone penipuan yang mengatasnamakan Dispendukcapil Surabaya, yang akan memverifikasi IKD warga. Foto: bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seorang pemuda berinisial AR (34) asal Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya, hampir menjadi korban penipuan dengan modus verifikasi Identitas Kependudukan Digital (IKD), Senin (27/10/2025).

AR mengatakan, awalnya dirinya saat itu ditelepon dengan nomor tak dikenal dan mengaku dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya.

“Dalam telepon, orang itu (terduga pelaku) memastikan bahwa data diri saya disebutkan secara detail,” katanya, Senin (27/10/2025), kepada BANGSAONLINE.com.

Ia mengaku, dengan kebenaran data yang disebutkan, dirinya meyakini bahwa itu benar dari Dispendukcapil.

Terduga pelaku juga meminta, lanjut AR, agar melanjutkan percakapan melalui Whatsapp.

“Setelah telepon ditutup, dia menghubungi saya via Whatsapp,” ungkapnya.

AR mengatakan, untuk mendapatkan barcode pengurusan IKD di Kecamatan Gubeng, harus melakukan Video Call kepada pelaku.

“Saya waktu ditelepon melalui Whatsapp, pelaku meminta agar mengangkat panggilan Video Call, untuk verifikasi agar mendapatkan barcode,” tuturnya.

Merasa ada yang aneh dengan permintaan ini dan AR merasa tidak pernah ada sosialisasi terkait IKD yang harus Video Call, dirinya pun mengatakan terhadap terduga pelaku untuk langsung datang ke kecamatan untuk menanyakan kebenaran hal tersebut.

“Ketika saya bilang datang langsung ke kecamatan, penelpon langsung ngomong, anda nanti tidak bisa mendapatkan barcode untuk verifikasi IKD,” tutur AR.

Selain itu, AR menyebutkan bahwa pada foto profil whatsapp yang digunakan oleh terduga pelaku menggunakan baju ala PNS berwarna coklat.

“Profilnya menggunakan baju PNS, dan mengaku dari Dispendukcapil,” ucapnya.

Ia juga mengimbau kepada warga, jika menemukan hal serupa, agar tidak mengangkat telepon tersebut. Sebab, jika diangkat, pelaku bisa menggunakan data pribadi untuk disalahgunakan.

“Khawatirnya untuk masyarakat yang tidak tahu soal ini, wajib waspada, siapapun itu, karena kejahatan menggunakan data pribadi sedang marak dimana-mana. Untuk amannya langsung datang ke kelurahan atau kecamatan setempat untuk mendapatkan informasi lebih jelas” pungkasnya. (tim)