
KEDIRI, BANGSAONLINE.com – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Yayat Cadarajat menyebut, survei konsumen BI di Kediri pada September 2025 mengindikasikan menguatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi, Jumat (17/10/2025).
Hal ini, jelas Yayat, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2025 sebesar 120,67 yang berada di level optimis (>100).
Meningkatnya keyakinan konsumen ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat. Peningkatan IKE dan IEK didorong oleh optimisme pada komponen pembentuknya yang tetap terjaga.
“Optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi Kota Kediri menguat yang tercermin dari IKE September 2025 berada pada level optimis (>100). Nilai IKE September 2025 sebesar 101,67 atau meningkat 9,67 poin dibandingkan IKE Agustus 2025,” ucap Yayat.
Penguatan IKE September 2025 terutama didorong oleh kenaikan nilai Indeks Pembelian Barang Tahan Lama, Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan, dan Indeks Penghasilan Saat ini.
Diterangkan Yayat, pembelian durable goods tetap kuat, terutama pembelian barang elektronik pada masyarakat dengan pengeluaran Rp3-4 juta per bulan. Pada September 2025, terjadi peningkatan tingkat penghasilan terutama responden dengan pekerjaan formal pada Sektor Industri Pengolahan.
“Adapun persepsi masyakarat terhadap ketersediaan lapangan kerja semakin membaik didukung oleh berjalannya proyek pemerintah maupun swasta, seperti revitalisasi badan jalan dan trotoar di kawasan Stasiun Kota Kediri, serta pembangunan tol akses Bandara Dhoho,” paparnya.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan, lanjutnya lagi, diindikasikan menguat. Hal ini tercermin dari IEK September 2025 sebesar 139,67 atau meningkat 6,67 poin. Tetap kuatnya IEK ditopang oleh optimisme seluruh komponennya yaitu ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha yang masing-masing tercatat sebesar 145,00; 149,00; dan 125,00.
Meningkatnya ekspektasi konsumen mencerminkan adanya optimisme yang cukup tinggi di kalangan masyarakat terhadap pemulihan ekonomi, terutama didorong persepsi membaiknya kondisi ekonomi, ketersediaan lapangan kerja, dan peningkatan akses keuangan seiring realisasi proyek pemerintah dan swasta.
Pada September 2025, rata-rata proporsi pendapatan konsumen digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya, menjadi 76,37% dari 71,79% seiring dengan normalisasi konsumsi pascaperiode momen tahun ajaran baru sekolah.
Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) tercatat mengalami penurunan dari 20,99% menjadi 14,91%.
“Proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) sebesar 8,72% atau meningkat dari bulan sebelumnya 7,22%. Hal ini mengindikasikan meningkatnya preferensi menabung masyarakat serta membaiknya daya beli masyarakat,” tutup Yayat. (uji/msn)