Karnaval Hari Jadi Kabupaten Pasuruan Jadi Sorotan, Rute Dekat RSI Masyithoh Disebut Bermasalah

Karnaval Hari Jadi Kabupaten Pasuruan Jadi Sorotan, Rute Dekat RSI Masyithoh Disebut Bermasalah Ketua LSM Trinusa Pasuruan Raya, Erik, saat menunjukkan surat kritik terhadap berjalannya karnaval hari jadi daerah yang ke-1096.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Gelaran karnaval dalam rangka Hari Jadi ke-1096 Kabupaten Pasuruan kembali menuai sorotan. Acara yang dipusatkan di jalur Pantura, tepatnya di Jalan Raya A. Yani Bangil, dinilai mengabaikan hak publik, terutama akses keluar-masuk ke RSI Masyithoh.

Ketua LSM Trinusa Pasuruan Raya, Erik, menyampaikan kritik keras terhadap pemilihan lokasi karnaval. 

“Sejak dulu mestinya jalur rumah sakit ini dihindari. Hak masyarakat untuk akses kesehatan jangan sampai terhalang, baik oleh kemacetan maupun suara hingar-bingar sound system peserta karnaval,” ucapnya, Minggu (21/9/2025).

Ia mengungkapkan, pihaknya telah mengirim surat resmi kepada Polres Pasuruan agar jalur provinsi tidak dijadikan rute karnaval. Surat itu, menurutnya, telah diterima bagian Intelkam, namun tidak ditindaklanjuti.

Erik mencontohkan insiden di Desa Kebotohan, Kecamatan Kraton, di mana ambulans yang membawa pasien darurat terhambat akibat penutupan jalan oleh karnaval. 

“Kejadian seperti itu tidak boleh terulang. Jalan provinsi bukan milik pribadi atau kelompok. Masyarakat berhak melintas karena sudah menunaikan kewajibannya, termasuk membayar pajak,” katanya.

Ia juga menilai panitia kurang memiliki empati dan hati nurani. Ia menyarankan agar rute alternatif digunakan, seperti melalui Jalan Pegadaian, belok ke utara menuju Kauman, dan berakhir di Alun-Alun Bangil.

Kritik serupa disampaikan oleh seorang warga Bangil yang juga anggota DPRD Kabupaten Pasuruan. Ia menilai panitia abai terhadap kebutuhan masyarakat dan hak-hak publik. 

“Ini masalah klasik. Sejak dulu setiap acara besar selalu menghindari jalur RSI Masyithoh agar lalu lintas ambulans, pasien, dan keluarga tidak tertanggung. Panitia mestinya lebih peka, bukan malah membiarkan jalur vital rumah sakit ditutup,” cetusnya.

Ia menambahkan bahwa suara dentuman sound system dan kemacetan di depan RSI Masyithoh menjadi bukti ketidakpekaan panitia. 

“Rutenya bisa dikondisikan. Dari Pegadaian belok ke utara, lanjut Kauman, dan finish di Alun-alun. Itu solusi sederhana,” ujarnya.

Kedua tokoh itu tetap mengapresiasi semangat pemerintah daerah dalam merayakan hari jadi, namun menegaskan bahwa kepentingan umum dan hak publik, khususnya akses kesehatan, tidak boleh dikorbankan demi euforia sesaat. (maf/par/mar)