
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia, Zulkifli Hasan, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (20/9/2025).
Dalam kunjungannya, Zulhas -sapaan akrab Menko Pangan- memberikan motivasi kepada ribuan santri, dengan menjabarkan rekam jejak pendidikan serta menjelaskan keunggulan menempuh pendidikan di pesantren.
Menurutnya, sistem pendidikan pesantren dan madrasah mempunyai keunggulan antara lain, tak hanya mengajarkan tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang kehidupan dan kedisiplinan.
"Anak-anakku sekalian, mondok di sekolah itu bukan sekadar ilmu, tetapi pembelajaran hidup. Perlu disiplin, kesungguhan, dan melawan rasa malas," ujarnya.
Zulhas bercerita, bahwa dirinya dulu juga pernah mengenyam pendidikan madrasah hingga pendidikan guru agama (PGA), meskipun tidak sampai lulus. Namun, dengan kegigihan dan doa, ia berhasil meraih puncak karir.
"Saya berdiri di depan kalian, sekolah saya dari MI (madrasah ibtidaiyah) lanjut ke PGA, itu pun tidak lulus. Dari guru agama saja tidak selesai, saya cuma sanggup 3,5 tahun, tapi bisa berdiri di sini menjadi Menteri Koordinator Bidang Pangan, sebelumnya Menteri Perdagangan, sebelumnya Ketua MPR, sebelumnya lagi Menteri Kehutanan, sebelumnya lagi anggota DPR RI, sebelumnya pengusaha," papar Zulkifli.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan Zulhas untuk mendorong para santri untuk menjadi pengusaha. Ia berharap kelak banyak lulusan pesantren yang bisa berwirausuah hingga menciptakan lapangan kerja.
"Saya umur 20 tahun penghasilannya Rp200 juta sebulan, baru lulusan madrasah, PGA tidak kelar," ungkapnya, menegaskan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari gelar akademis.
Di hadapan para santri, Zulhas menekankan bahwa para santri beruntung lantaran mereka menempuh pendidikan di Ponpes Amanatul Ummah yang diasuh oleh KH. Asep Saifudin Chalim.
"Di sini gurunya hebat-hebat, langsung dipimpin oleh beliau (Kiai Asep). Saya yakin, esok hari kalian akan menjadi anak-anak pejuang yang hebat," terangnya.
Sebagai penutup, Zulhas berpesan tentang satu hal penting yang tidak boleh dilupakan, yaitu doa dari kiai, guru, dan orang tua.
"Resepnya, tetap minta doa guru-guru kita, terutama Pak Kiai, dan doa kedua orang tua. Modal saya adalah doa kedua orang tua dan doa para kiai," terangnya. (ris/rev)