
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Kiai Zainulloh Hamid atau yang akrab disapa Gus Amik, dikenal sebagai perintis Majelis Sholawat Gawagies yang memiliki ribuan jamaah di Pasuruan wilayah timur. Meski dikenal sebagai tokoh agama, kehidupannya tetap sederhana dan jauh dari kesan glamor.
Saat ditemui di kediamannya, Desa Tambak, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Gus Amik menyampaikan prinsip hidupnya yang membumi.
"Meski orang menganggap saya Gus, atau Kiai, tetap saya tidak gengsi kerja apapun," kata tokoh yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Roudlotul Musthofa, Kamis (7/8/2025).
Majelis Sholawat Gawagies yang dirintisnya telah dikenal luas, bahkan pernah tampil dalam acara Gebyar Sholawat yang digelar oleh KPU Kabupaten Probolinggo dalam rangka sosialisasi Pilkada. Namun, di balik popularitasnya, Gus Amik tetap menjalani profesi sebagai sopir travel.
Ia pernah bercerita tentang pengalaman unik ketika seseorang datang ke rumahnya untuk mengundang acara sholawat.
Setelah mengetahui bahwa Gus Amik sehari-hari bekerja sebagai sopir travel, orang tersebut membatalkan undangan. Hal ini menunjukkan masih adanya stigma terhadap profesi yang dianggap rendah, meski dijalani oleh sosok yang berilmu dan berakhlak.
"Lebih baik jadi sopir travel tapi tidak merugikan orang lain, daripada jadi pejabat tapi endingnya merugikan rakyat," ucap Gus Amik.
Ia menekankan, kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh materi, penampilan, atau jabatan, melainkan oleh ketakwaannya. Dalam ceramahnya, Gus Amik sering mengingatkan jamaah untuk hidup jujur dan sederhana.
"Jadilah orang apa adanya, jangan jadi orang ada apanya," tuturnya.
Di lapangan, meski tidak suka menonjolkan kedudukan, ia dikenal sebagai Dewan Masayikh Ponpes Roudlotul Mustofa.
Selain memimpin majelis sholawat, Gus Amik juga aktif mengisi kajian kitab kuning di berbagai musholla dan masjid, serta rutin memberikan ceramah keagamaan. (afa/mar)