Berikut Sejumlah Amalan yang Dianjurkan Rasulullah saat Bulan Dzulhijjah

Berikut Sejumlah Amalan yang Dianjurkan Rasulullah saat Bulan Dzulhijjah Ilustrasi. Foto: Freepik

BANGSAONLINE.com - "Tidak ada hari di mana amal saleh lebih dicintai Allah melebihi amal pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah." (HR. Bukhari). Sabda Nabi ini menjadi penegasan bahwa sepuluh hari pertama Dzulhijjah bukan sekadar waktu biasa, melainkan hari-hari penuh keutamaan yang sepatutnya diisi dengan ibadah terbaik.

Dalam Islam, terdapat dua hari raya besar yang disyariatkan adalah Idul Fitri dan Idul Adha. Idul Fitri hadir di bulan Syawal, dengan anjuran puasa enam hari setelah 1 Syawal. 

Sedangkan Idul Adha berada di bulan Dzulhijjah, yang termasuk salah satu dari empat bulan haram sebagaimana disebut dalam Surah At-Taubah ayat 36.

Salah satu contohnya adalah keutamaan Hari Arafah, yang memiliki ibadah khusus dan tidak ditemui di hari-hari lain. Berikut ini adalah tujuh amalan yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah:

Puasa Sepuluh Hari Pertama

Rasulullah SAW bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ أَنَّهُ قَالَ: مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ أَفْضَلَ مِنَ الْعَمَلِ فِي هَذِهِ، قَالُوا: وَلَا الْجِهَادُ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ، إِلَّ ارَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَا لِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

(HR. Bukhari)

Artinya, tidak ada amal saleh yang lebih utama daripada amal yang dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Bahkan lebih utama daripada jihad, kecuali bagi seseorang yang benar-benar mengorbankan jiwa dan hartanya di jalan Allah, lalu tidak kembali.

Menghidupkan Malam Sepuluh Hari Pertama

عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ ابْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّﷺ قَالَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ، يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا، وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

(HR. Tirmidzi)

Dijelaskan bahwa setiap malam di sepuluh hari pertama Dzulhijjah sangat dicintai oleh Allah jika diisi dengan ibadah, dan pahalanya disamakan seperti malam Lailatul Qadar.

Memperbanyak Dzikir

عَنْ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّﷺ قَالَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَاللهِ وَلاأَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

(HR. Ahmad)

Hadis ini menekankan pentingnya memperbanyak bacaan tahlil (لاإله إلاالله), takbir (الله أكبر), dan tahmid (الحمدلله) di sepuluh hari tersebut.

Beramal Shalih

قَوْلُهُ ﷺ: مَامِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ

(HR. Ahmad)

Amal saleh secara umum, seperti sedekah, shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, hingga membantu sesama, sangat dicintai Allah jika dilakukan pada sepuluh hari ini.

Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

Dalam Adzakhirah karya Al-Qarafi disebut:

 وَفِي الْجَوَاهِرِ: يُسْتَحَبُّ صَوْمُ تَاسُوعَاءَ وَيَوْمِ التَّرْوِيَةِ، وَقَدْ وُرِدَ صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَصِيَامِ سَنَةٍ

(Adzakhirah lil Qarafi, Juz 2: 530)

Artinya, puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah disunnahkan dan keutamaannya disamakan dengan berpuasa selama setahun.

Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ؟ قَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

(HR. Muslim)

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Menunaikan Ibadah Haji

Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Lathaiful Ma’arif menulis:

فَيَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ الْحَجُّ أَفْضَلَ مِنَ الْجِهَادِ؛لِأَنَّ الْحَجَّ مَخْصُوصٌ بِالْعَشْرِ، وَهُوَ مِنْ أَفْضَلِ مَا عُمِلَ فِي الْعَشْرِ

(Lathaiful Ma’arif, Hal. 462)

Artinya, ibadah haji yang dilaksanakan di bulan Dzulhijjah bahkan dianggap lebih utama dari jihad karena pelaksanaannya bertepatan dengan hari-hari paling mulia dalam setahun. (mg4)

Sumber: NU Online