Calon Pemimpin Harus Ditelanjangi

Calon Pemimpin Harus Ditelanjangi Dahlan Iskan

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Pemimpin harus tegas, tegar dan punya nyali kuat. Tidak boleh cengeng dan baperan. Apalagi melankolis. Yang cengeng dan mudah kebakaran jenggot tak usai jadi , termasuk calon presiden dan calon wakil presiden. 

Kenapa? Karena harus dikontrol dan dikritik. Secara keras sekalipun.

Kini pengeritik penguasa yang jadi idola rakyat, terutama para mahasiswa, adalah Rocky Gerung. Ia blak-blakan dan argumentatif. Bahkan ilmiah dan intelek. Tidak ngawur.

Berarti capres yang akan datang harus siap mental?

Silakan simak tulisan wartawan kawakan Dahlan Iskan di bawah ini:

PENGANTAR REDAKSI BANGSAONLINE

Muncul duluan bisa berarti digebuki duluan. Tak terkecuali pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Masih terlalu dini sebenarnya pasangan ini dideklarasikan. Masih ada waktu 2,5 bulan lagi. Anda sudah tahu: pendaftaran capres-cawapres baru dibuka tanggal 19 Oktober depan.

Lima tahun lalu dua pasangan capres-cawapres mendaftar di hari-hari terakhir. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin baru mendaftar di hari terakhir: tanggal 10 Agustus 2018. Saat itu Cak Imin ikut ke KPU. Hampir selalu berada di samping KH Ma'ruf Amin.

Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehari sebelumnya. Saat itu Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, ikut mengantar. Cak Imin dan AHY sudah berpengalaman melihat cara mendaftar ke KPU. Mungkin hanya Cak Imin yang akan datang kembali ke KPU sebagai capres-cawapres.

Waktu itu masa pendaftaran pendek. Hanya 6 hari. Antara tanggal 4 sampai 10 Agustus 2018. Tahun ini masa pendaftaran panjang: lebih satu bulan (19 Oktober sampai 25 November). Anies-Muhaimin memilih deklarasi dini.

Maka mulai pagi ini bisa dimulai: ritual menggebuki Amin (Anies-Muhaimin). Calon memang harus ditelanjangi –sisakan celana dalam saja. Waktunya pun cukup untuk bisa membuat mereka babak-belur.

Pun yang akan mengadu domba punya waktu longgar. Siapa tahu mereka masih bisa diceraikan. Toh janur kuning belum melengkung di depan pintu KPU.

Boleh dikata, dalam 2,5 bulan ke depan segala macam isu akan menyangkut dua orang itu. Kecuali Ganjar Pranowo segera mengumumkan calon pasangannya: dari kalangan NU atau purnawirawan jenderal.

Prabowo mungkin akan lebih belakangan. Siapa tahu menunggu putusan Mahkamah Konstitusi soal batas usia minimal calon wapres. Siapa tahu syarat umur 40 tahun bisa dipermuda menjadi 35 tahun. Dengan demikian Prabowo bisa menggandeng Gibran, wali kota Solo yang juga putra Presiden Jokowi. Atau, ya sudah, cepetan saja. Gandeng Erick Thohir, menteri BUMN saat ini.

Ganjar dan Prabowo harus berhitung: untung mana cepet-cepet atau mepet-mepet.

Lebih awal digebuki memang bisa lebih populer, tapi siksaan dari medsos itu begitu kejam. Brutal. Sadis.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO