Program Telesenter tak Merata, Masih Banyak Petani 'Gaptek' di Sumenep

Program Telesenter tak Merata, Masih Banyak Petani COCOK TANAM: Salah satu petani asal kecamatan ganding sedang bercocok tanam menggunakan alat tradisional. (Faisal/BangsaOnline.com)

SUMENEP (BangsaOnline) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mengatakan bahwa petani di wilayah Kabupaten Sumenepn masih banyak yang gagap teknologi (gaptek). Hal itu dibuktikan banyaknya petani dalam mengelola lahan masih menggunakan cara tradisional. Akibatnya, sejumlah petani seringkali mengalami gagal panen karena banyak yang belum mengetahui cara untuk mengantisipasi gagal panen tersebut.

Kepala Dinas Komonikasi dan Informasi (Diskominfo) Sumenep, Yayak Nurwahyudi mengatakan, saat ini mayoritas petani di Kabupaten Sumenep belum paham teknologi. "Petani memang gaptek ya," katanya.

Menurutnya, akibat ketidakpahaman cara budidaya yang baik sesuai anjuran pemerintah, petani sering mengalami kerugian, hingga gagal panen. Oleh sebab itu, menurut Yayak, dirinya akan berupaya untuk menyediakan fasilitas umum yang mudah diakses oleh petani. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan cara membangun Telesenter disetiap daerah terpencil, seperti di daerah kepulauan.

Sayangnya hingga saat ini pembangunan telesenter masih belum merata. Buktinya, di 27 Kecamatan, hanya ada dua telesenter. Yakni satu unit telesenter yang berada di 19 kecamatan daratan, dan satu unit berada 8 Kecamatan daerah kepulauan. "Satu unit di Desa Baraji, Kecamatan Dungkek, dan satu di Pulau Arjasa," terangnya.

Program telensenter merupakan program pemerintah yang dikemas seperti warung internet (warnet), dengan jumlah komputer sebanyak 8 unit, dan seperangkat sambungan internet seperti Spedy dengan kecepatan tinggi. Adapun pengadaan bantuan tersebut dibiayai oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur. Namun, sekarang sudah dihibahkan kepada pemerintah daerah.

"Program itu dibangun sejak 2008 yang merupakan bantuan dari APBD Tingkat I Pemprov Jatim. Tapi setiap empat tahun dihibahkan ke pemerintah daerah," terang Yayak.

Sementara Pemerintah Daerah dalam pengadaan bantuan itu hanya diminta untuk menyediakan tempat dan rekrutmen pengelola. Adanya bantuan tersebut diharapkan bisa membantu warga utamanya petani untuk mengakses berbagai informasi. Misalnya, soal pola tanam, cara cocok tanam yang baik sesuai anjuran pemerintah dan juga soal penanganan hama.

"Pada tahun ini kami mendapat satu jatah lagi, itu akan diletakkan di Pulau Sepudi. Selain itu kami juga punya rencana untuk membangunnya di Pulau Masalembu dan Pulau Arjasa. Pembangunan dua telesenter itu direncanakan akan dibangun memakai dana APBD tingkat II," ungkap mantan Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO