SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sinyal kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terlihat semakin jelas, seiring dengan kebijakan pemerintah pusat yang menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 30 Maret 2021 lalu. SKB ini mengenai panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Pemprov Jatim pun menunjukkan spirit pelaksanaan pendidikan tatap muka. Bahkan, Jawa Timur bersiap memenuhi persyaratan agar tatap muka bisa digelar pada Juli 2021. PTM ini diharapkan berlangsung di semua jenjang pendidikan, tak hanya SMA/SMK.
BACA JUGA:
- Rakor Pengembangan OPOP, Khofifah Bagikan 3 Semangat Majukan Ekonomi Pesantren
- Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Penghargaan dari Mendagri di Hari Otoda 2024
- Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur Penerima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha
- Raih SPM Awards 2024, Adhy Karyono: Jadi Motivasi dan Cambuk bagi Pemprov Jatim
Spirit Jawa Timur yang tengah mempersiapkan sekolah tatap muka ini menuai banyak simpati dan dukungan, di antaranya dari praktisi pendidikan, Lia Istifhama.
“Tentu jajaran Pemprov Jatim telah melakukan observasi dan mengukur secara cermat dan komprehensif perkembangan pendidikan secara daring. Jadi, pemberlakuan kegiatan belajar tatap muka ini harus didukung semua pihak,” terang perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu, Senin (17/5/2021).
Aktivis perempuan ini mengungkapkan dukungannya terhadap kegiatan belajar tatap muka, bukan berarti ia menafikan perkembangan teknologi yang harus bisa diikuti. Melainkan, sekolah tatap muka tetap diperlukan agar anak-anak terhindar dari karakter asosial.
Menurut ibu dua anak ini, pertumbuhan mental dan kognitif pasti jauh berbeda antara anak-anak yang mengenyam pendidikan di sekolah dengan mendapatkan pengetahuan melalui sarana gadget.
"Kita yang sekarang dewasa, adalah produk sekolah tatap muka. Jadi, hak yang sama seharusnya dimiliki anak-anak kita," tegasnya.