Kata Gus Muhdlor, ada beberapa penunjang yang harus diperbaiki. Di antaranya mulai akses jalan, dermaga, perahu dan lainnya. Tujuannya agar semakin banyak wisatawan (peziarah) yang berkunjung. Bahkan harus membuat masyarakat yang akan berkirim doa (berziarah) merasa senang.
"Tapi, tidak kalah pentingnya adalah promosinya. Promosi soal Sidoarjo memiliki banyak lokasi wisata religi. Itu harus lebih digencarkan. Agar tidak hanya masyarakat Sidoarjo saja yang mengetahui beberapa wisata religi itu. Tetapi wisatawan dari luar kota juga diharapkan mengetahuinya dan berbondong-bondong berkunjung ke wisata religi di Sidoarjo," bebernya.
Karena itu, kata Gus Muhdlor, Pemkab Sidoarjo dituntut memberikan perhatian lebih ke sejumlah wisata religi itu. Tujuannya agar masyarakat luas semakin banyak yang tahu dengan adanya wisata religi di sejumlah wilayah di Sidoarjo itu.
"Syukur-syukur nanti, ada paket kunjungan bagi wisatawan menuju lokasi wisata religi yang terintegrasi. Diawali dengan paket berkunjung ke makam Dewi Sekardadu dan ke Pulau Lusi. Karena keduanya ada di pesisir timur dan selatan Sidoarjo," tegas Direktur Pendidikan Pesantren Modern Bumi Sholawat ini.
Dengan konsep wisata religi terintegrasi itu, kata Gus Muhdlor, maka akan memperkuat citra Sidoarjo sebagai Kota Santri. Apalagi, berdasarkan data di Kementerian Agama (Kemenag), jumlah Ponpes di Sidoarjo ada 137 dengan jumlah satuan pendidikan 63 unit.
Sedangkan jumlah santri mencapai 28.264 yang bermukim (tinggal) dan 13.039 tidak bermukim (tidak tinggal) di Sidoarjo."Kami optimis semuanya bakal terealisasi. Meski pelaksanaan bertahap," tandas alumnus FISIP Unair itu. (sta/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News