Cemari Sungai, ​Pabrik Pengolahan Karet PTPN XII Kebun Glantangan Jember Terancam Ditutup

Cemari Sungai, ​Pabrik Pengolahan Karet PTPN XII Kebun Glantangan Jember Terancam Ditutup Kondisi sungai Dusun Sumberejo, Desa Pondokrejo, Kecamatan Tempurejo yang diduga tercemar limbah cair hasil pengolahan karet Pabrik PTPN XII Kebun Glantangan.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Pencemaran lingkungan dengan mengalirkan limbah pengolahan karet ke aliran sungai dekat permukiman warga yang dilakukan Kebun Glantangan, Kecamatan Tempurejo mendapat perhatian serius Komisi D DPRD Provinsi Jatim. 

Bahkan, dewan tidak segan-segan akan menutup operasional pabrik tersebut jika terbukti melakukan pembiaran dengan mencemari lingkungan.

Hal itu diungkapkan Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jatim, Satib saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Selasa (2/6/2020).

Satib menegaskan dirinya memberikan atensi terhadap berita pencemaran lingkungan berupa limbah bekas pengolahan karet yang dilakukan Kebun Glantangan. Bahkan saat ini langsung dibahas dalam rapat kerja Komisi D yang membidanginya.

"Karena ini soal pencemaran lingkungan yang sebegitu parahnya, jadi tidak hanya dengan Dinas SDA (Sumber Daya Air), tapi juga dengan Dinas Lingkungan Hidup mitra kami. Sehingga jadi perhatian serius. Padahal dulu di Jember kita pernah membahas soal perda aliran sungai. Apa yang dilakukan ini adalah contoh yang tidak baik," kata Satib saat dikonfirmasi melalui ponselnya.

Bahkan nantinya, lanjut Satib, terkait informasi pencemaran lingkungan ini, akan dikroscek ke seluruh pabrik pengolahan di bawah se-Jawa Timur.

"Karena tidak menutup kemungkinan dilakukan juga di pabriknya yang lain di Jawa Timur, ini sebagai bahan investigasi. Jadi kami nantinya akan siap mendampingi masyarakat dan mengawal, agar jangan tindakan pencemaran lingkungan ini diteruskan. Cukup parah ini. Apalagi yang memprihatinkan, pencemaran lingkungan ini sudah bertahun-tahun sejak lama. Sangat memperihatinkan memang," tegas Legislator Gerindra ini.

"Ini kebetulan juga kita lagi rapat, jadi langsung dibahas tindakan apa yang dilakukan berikutnya. Rencana nanti Sabtu atau Minggu akan ada kunjungan kerja ke dapil. Saya berencana untuk meninjau langsung ke lokasi, kroscek sejauh mana pencemaran lingkungan limbah pabrik itu. Apalagi warga sudah mengeluh dengan dampaknya yang bau menyengat dan sungainya yang tercemar," ulasnya.

Harusnya, kata Satib, IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) itu diperhatikan. Sehingga tidak kemudian mencemari lingkungan begini. 

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO