Jumlah Warga yang Melapor ke Ruang Observasi Kota Kediri Meningkat Selama Lebaran

Jumlah Warga yang Melapor ke Ruang Observasi Kota Kediri Meningkat Selama Lebaran Suasana Ruang Observasi Kota Kediri selama Lebaran. (foto: ist.)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Imbauan pemerintah untuk tidak mudik saat Lebaran rupanya tidak sepenuhnya ditaati oleh warga perantauan. Hal ini terbukti dari adanya lonjakan warga yang datang dari kota-kota di Jawa Timur yang tercatat di ruang Observasi .

“Jumlah tertinggi pada malam Lebaran. Sampai 30 orang,” kata Vivit, petugas Puskemas Kota Wilayah Selatan yang berjaga di Ruang Observasi GNI, Selasa (26/05). Menurut Vivit, rata-rata ruang observasi ini kedatangan kurang dari 20 orang per hari.

Vivit mengatakan, peningkatan itu terasa sejak H-7. Hingga puncaknya pada malam Lebaran, Sabtu (23/05).

“Mereka semua yang berdasarkan observasi tidak menunjukkan tanda-tanda Covid-19 dan suhu pun normal, maka kami izinkan pulang dengan membawa surat,” tambah Vivit.

Ridwan, petugas dari Karang Taruna yang juga berjaga, mengatakan rata-rata mereka datang dari kota-kota sekitar Jawa Timur yaitu Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.

“Mereka tidak mudik. Ya, memang rumahnya . Ke kota-kota itu hanya berkunjung. Beberapa bekerja dan rutin datang ke Ruang Observasi,” kata Ridwan.

Ia mengungkapkan, ada 3 orang yang harus bekerja bolak-balik ke Surabaya, sehingga setiap kali datang, mereka lapor ke Ruang Observasi. Hingga kini, Ruang Observasi untuk Kecamatan Kota di Gedung GNI sudah mencatat sejumlah 283 warga yang melapor sejak dibuka. Mereka semua dalam kondisi sehat tanpa keluhan.

Sementara itu, Ruang Observasi untuk Kecamatan Mojoroto di GOR Joyoboyo mencatat sejumlah 462 warga yang melapor. “Pada malam Lebaran paling tinggi, jumlahnya sampai 70 orang,” kata Eko Widodo, petugas di Ruang Observasi GOR yang berasal dari staf Kecamatan Mojoroto.

Menurut Eko, mereka rata-rata tinggal di Ruang Observasi antara 12-24 jam sebelum diperbolehkan melanjutkan perjalananan. Hanya pada saat penuh, menjelang Hari Raya, beberapa warga hanya tinggal selama 6 jam di Ruang Observasi. Sama dengan Ruang Observasi yang lain, warga ini datang dari kota-kota di dalam Provinsi Jawa Timur.

Pengawasan ketat dilakukan di tingkat RT masing-masing dan juga warga sekitar. Apabila ada warga yang datang dari luar dan belum melapor, maka RT/RW akan mengantar warga tersebut ke Ruang Observasi terdekat. Bila RT/RW sedang bertugas, maka tetangga yang akan mengawasi dan meminta pendatang tersebut untuk segera lapor. (uji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO