Antisipasi Anak Malas dan Minder ke Sekolah, PGRI Gelar Workshop Sekolah Ramah Anak

Antisipasi Anak Malas dan Minder ke Sekolah, PGRI Gelar Workshop Sekolah Ramah Anak Webinar Workshop SRA di Kantor PGRI Trenggalek. foto: HERMAN/ BANGSAONLINE

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Dalam upaya mengantisipasi dampak negatif setelah Covid-19 berakhir, PGRI Trenggalek bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menggelar Webinar dengan tema Sekolah Ramah Anak (SRA) yang digelar melalui video conference.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemudan dan Olah Raga Kabupaten Trenggalek Totok Rudianto dalam keterangannya menyebutkan dampak negatif setelah Covid-19 ini berakhir adalah para siswa diprediksi akan malas untuk kembali belajar di ruang kelas. Alasannya dalam tiga bulan terakhir, mereka telah terbiasa belajar secara online/daring (dalam jaringan) dari rumah.

"Jadi, dampak negatifnya mereka akan malas masuk sekolah.Oleh sebab itu, digelarnya workshop sekolah ramah anak itu salah satunya untuk mengantisipasi hal itu," kata Totok saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (18/5).

Selain dampak negatif, Totok juga menyebut dampak positif bagi siswa setelah Covid-19 berakhir adalah para siswa akhirnya akan terbiasa belajar dengan menggunakan pola daring dan terbiasa menggunakan fasilitas teknologi.

Totok berharap dengan digelarnya SRA para guru utamanya bisa menciptakan sekolah ramah anak di lingkungan sekolahnya masing masing.

Munib, Ketua PGRI Trenggalek yang sekaligus ketua panitia kegiatan tersebut mengatakan bahwa Sekolah Ramah Anak yang digelar secara Webinar ini akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 17 hingga 21 Mei mendatang.

Munib menyebut dalam workshop kali ini diikuti oleh 440 guru dari berbagai daerah. Selain itu dihadirkan pula narasumber Elvi Hendrani selaku Asisten Deputi Kemen PPPA serta dua narasumber lainnya yakni Bekti Prasiyani dan Bagus Dibyo Sumantri dari Lembaga Aspirasi Sekolah Ramah Anak.

Ia juga menyampaikan, terciptanya SRA ini sebagai bentuk kepedulian organisasi profesi guru dalam hal ini PGRI melihat berbagai dampak yang ditimbulkan setelah Covid-19 berakhir, salah satunya dampak sosial dan psikologis pada para siswa.

"Jadi, dampak psikologis itu misalnya anak merasa minder masuk sekolah, karena orangtuanya terkena PHK. Oleh sebab itu PGRI akhirnya bergerak dengan menggelar Webinar. Dengan harapan, para guru di lingkungan sekolahnya masing-masing menerapkan sekolah ramah anak, agar tercipta suasana sekolah yang nyaman dan aman bagi siswa," kata Munib yang juga menjabat Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek. (man/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO