SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Puluhan kiai bersimpuh, mengakui ketakberdayaannya, memohon ampun kepada Allah SWT. Istighfar menggema. Istighatsah bergemuruh membedah langit. Malam Nisfu Sya’ban itu pun jadi khidmat.
Itulah suasana munajat para kiai di kediaman Gus Bara, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Rabu (8/4/2020) malam. Mereka bermunajat memohon dengan khusu' agar virus corona atau covid-19 diangkat dan dilenyapkan oleh Allah SWT.
BACA JUGA:
- 280 Santri Amanatul Ummah Lolos SNBP, 31 Siswa Diterima Kedokteran, Kuliah di Luar Negeri Beasiswa
- Ngajar 17 Tahun, Guru ini tak Pernah Doakan Muridnya, Beda dengan Kiai Asep dan Syaikh Qadhi 'Iyadh
- Suara Putra Kiai Miliarder Tapi Dermawan Ini Kalahkan Konglomerat Besar Bos Lion Air
- Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
“Kita harus menunjukkan keikhlasan kita. Kenapa harus ikhlas. Karena dunia ini tanggungjawab orang –orang sholeh,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg yang memimpin istighatsah itu. Tampak hadir Prof Dr KH Ridwan Nasir (ketua Yayasan Khadijah dan dosen UINSA Surabaya), Dr KH Muhammad Sujak (Kepala Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya), Drs KH Muhammad Roziqi (Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur), KH Muchlis Muhsin (pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Bangkalan), KH Nasir (Madura), Habib Habib Hasyim (Bangil Pasuruan), Habib Abu Bakar (Bangil Pasuruan) dan banyak kiai lainnya.
Juga tampak para bu nyai Muslimat NU. Antara lain: Nyai Hj Fatimah (Sekretaris PC Mulimat NU Kota Surabaya), Nyai Hj Masfufah Hasyim (Wakil Ketua Muslimat NU Surabaya) dan Nyai Aisyah Muhaimin yang juga pengurus Mulimat NU Kota Surabaya.
Sebelum Istghotsah, para kiai salat hajat 12 rakaat dengan enam salam. “Referensi salat malam 12 rakaat ini adalah Kitab Ihya Ulumiddin,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang juga pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.
(Para relawan membantu membagikan beras di kampung-kampung yang dilalui Kiai Asep Saifuddin Chalim. Foto: MA/BANGSAONLINE.COM)
Usai salat hajat itu mereka bersujud, memohon kepada Allah SWT agar covid-19 segera dilenyapkan dari bumi Indonesia dan semua Negara. “Kita berdoa agar corona lenyap dari semua negara. Karena meski corona lenyap dari bumi Indonesia, kalau di negara lain tetap ada akan menularkan lagi ke Indonesia,” kata Kiai Asep saatpai menyampaikan taushiah. “Karena itu kita berdoa semoga corona ini lenyap dari semua negara,” tambahnya.
Yang menarik, sebagai seorang ulama, Kiai Asep tidak hanya ikhtiar batin. Sebelum memimpin salat malam dan istighatsah, pada sore harinya ia turun ke kampung-kampung membagikan sembako dan uang kepada warga terdampak sosial-ekonomi covid-19.
Bersama Muspika (Camat, Kapolsek dan Dandem) Wonocolo ia berkeliling ke kampung-kampung menyedekahkan sebagian hartanya untuk membantu warga yang terdampak sosial-ekonomi covid-19. Ia secara bergantian dengan camat, kapolsek dan dandim membagi sembako kepada warga. "Ini dari Pak Kiai Asep," kata Camat Wonocolo Dr. Denny Christupel Tupamahu, AP, SH, M.Si, M.Mis, M.H, M,Psi kepada warga penerima sembako.