Pilot AirAsia, Lolos Dari Adam Air, Nahas Saat Pindah ke AirAsia

Pilot AirAsia, Lolos Dari Adam Air, Nahas Saat Pindah ke AirAsia Pilot AirAsia yang hilang, kapten Iryanto. foto: viva.co.id

BangsaOnline.com - Suasana duka menyelimuti rumah keluarga pilot AirAsia QZ8501, Kapten Iryanto, di Perumahan Pondok Jati Blok BC 12-A, RT 39, RW 9, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Di rumah ini, tiga saluran televisi terus menyala dan dipantau untuk mengikuti perkembangan berita hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 jurusan Surabaya-Singapura, yang terbang Minggu pagi, 28 Desember 2014.

Namun, televisi tersebut tak satu pun dilihat oleh istri sang pilot, Ida Yulianto. Dia memilih untuk mengurung diri di dalam kamar. "Bu Ida ndak bisa ngomong mungkin shock. Air matanya terus keluar sambil memantau pemberitaan di TV," ucap Joni Fahamsyah (53 tahun), tetangga korban.

Sampai Minggu malam, terlihat tetangga terus berdatangan ke rumah Ida untuk memberi semangat. Namun, Ida menyeleksi tamu-tamunya yang datang.

"Hanya ibu-ibu (para tetangga) yang diperbolehkan masuk kamar," ujar Bagianto Djoyonegoro (64), penasihat RW IX, yang didaulat menjadi juru bicara keluarga duka.

Menurut Bagianto, para tetangga di Perumahan Pondok Jati sudah ramai sejak peristiwa hilangnya pesawat AirAsia dan menjadi topik tayangan di televisi serta media lainnya.

"Saya langsung ke sini untuk menanyakan apakah Pak Iryanto sedang terbang. Tapi, rumah Bu Ida tertutup rapat. Saya tidak berani mengetuk," katanya.

Komunikasi warga setempat dengan Ida selanjutnya sebatas lewat SMS dan BBM. "Sempat diperoleh jawaban, suaminya tidak jadi terbang," kata Bagianto.

Namun, setelah ada kepastian, para warga baru berani menyambangi rumah sang pilot pada jam 11 siang. Warga juga sempat menggelar doa untuk keluarga tersebut.

Di mata tetangganya, Iryanto dikenal sebagai orang yang taat beribadah. Bagianto mengatakan, terakhir bertemu Iryanto saat salat Jumat.

"Sempat bertemu di Masjid Nurul Yakin perumahan ini. Tapi, tidak sempat ngomong apa-apa, karena saat itu mau hujan," tutur Bagianto.

Bagianto mengaku akrab dengan Iryanto. Dia juga sempat bercerita jika Iryanto mengawali karir sebagai pilot di Kesatuan TNI Angkatan Udara.

"Pangkat terakhirnya di TNI AU adalah Letnan Satu," katanya.

Pensiun dini dari TNI AU, dia kemudian menjadi pilot di Merpati.‎ Setelah itu, pindah di AdamAir. Saat itu, pesawat AdamAir sering mengalami kecelakaan.

"Ini Pak Iryan sendiri yang bilang ke saya. Beliau akhirnya memilih pindah ke AirAsia untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan itu," terangnya.

Sumber: viva.co.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO