GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua (Waka) Bidang Hukum & HAM DPD Partai Golkar Kabupaten Gresik, A. Fajar Yulianto, S.H. berharap penyelenggaraan Pilbup Gresik 2020 bisa diikuti minimal 2 pasangan calon.
Ia berharap parpol sebagai instrumen pengusung paslon bisa menciptakan pilkada yang demokratis, serta KPU sebagai penyelenggara bisa membantu mengomunikasikan dengan parpol agar tak muncul calon tunggal.
BACA JUGA:
- Ngekor DPP, Anha: Ada Peluang 7 Parpol Koalisi di Pilkada Gresik 2024
- DPP Tunjuk Ahmad Nurhamim sebagai Cabup Gresik 2024, Golkar Tak Buka Penjaringan
- DPD Golkar Gresik Berencana Usulkan Anis Ambiyo Putri sebagai Cawabup ke DPP
- Muncul Sejumlah Nama Sementara Paslon Cabup-Cawabup yang Bakal Diusung di Pilkada Gresik 2024
"Pilbup nanti jangan sampai hanya muncul calon tunggal yang akan melawan bumbung kosong," ujar Fajar Yulianto kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (5/3).
Fajar mengapresiasi usaha KPU yang telah intens berkomunikasi dengan partai politik di Kota Pudak agar lekas memunculkan pasangan calon dan bisa mewujudkan lebih dari satu pasangan calon.
"Imbauan KPU Gresik agar semua parpol dan petinggi parpol segera menentukan bakal calon bupati (bacabup) untuk diusung pada Pilbup Gresik 2020 tidak hanya sebatas imbauan, tapi kami harap juga punya kewajiban melakukan edukasi kesadaran politik pada masyarakat dan pelaku politik di Gresik," terang Direktur LBH Fajar Trilaksana ini.
Sebab, ia melihat saat ini dinamika politik di Gresik stagnan. Fajar menyebut ada indikasi paslon tunggal di Pilbup Gresik 2020.
"Ada upaya dari kekuatan dua pihak yang saling berkepentingan. Kekuatan itu yaitu petahana dan sebagian partai politik yang masuk lingkaran mereka. Petahana berkepentingan untuk menjaga dan mempertahankan zona status quo, dengan cara memborong rekom partai dan akan tetap berkuasa. Sementara itu, partai-partai berkepentingan untuk menang dan/atau mendompleng petahana yang dianggap sukses tanpa perlawanan," urainya.
"Tengara grand skenario seperti ini dengan cara menina bobokan sejumlah petinggi parpol dengan memberikan janji-janji pepesan kosong kemudian membuat persekongkolan menggiring kontestasi Pilbup Gresik 2020 hanya muncul dan lahir calon tunggal dengan konsekuensi melawan bumbung kosong. Fakta seperti ini yang kami tidak inginkan. Saya kira mayoritas masyarakat Gresik juga sama," paparnya.
"Kalau grand skenario ini benar terjadi dan terwujud, maka status quo tetap berkuasa dan tanpa perubahan. Padahal, gelombang masyarakat yang ingin ada perubahan di Kabupaten Gresik untuk menjadikan Gresik makin tak bisa terbendung," kata Sekretaris DPC Peradi Gresik ini.