Dewan Pendidikan Kota Kediri Pantau UNBK ABK

Dewan Pendidikan Kota Kediri Pantau UNBK ABK Kepala sekolah SMP Muhamadiyah 2 Kediri saat meninjau pelaksanaan ujian. Foto: ARIF KURNIAWAN/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dewan Pendidikan Kota Kediri (DPKK) melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Muhammadiyah 2 Kediri, Selasa (23/4). Sidak dilaksanakan unrtuk memantau proses ujian, khususnya terhadap anak berkebutuhan khusus.

UNBK di SMP 2 Muhammadiyah Kota Kediri ini diikuti oleh 162 siswa. Di mana, tiga di antaranya tergolong sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dua anak penderita autis, satu lainnya mengidap penyakit katarak. 

“Ujian berjalan lancar. Tidak ada kendala yang berarti, termasuk anak yang berkebutuhan khusus. Mereka didampingi oleh guru pengawas. Apabila ada kesulitan bisa langsung diantisipasi,” kata Ketua Dewan Pendidikan Kota Kediri, Heri Nurdianto.

Dewan Pendidikan melihat pelaksanaan UNBK hari kedua di SMP Muhammadiyah 2 Kediri berjalan lancar. Meskipun sekolah inklusi, tetapi tidak ada perbedaan antara siswa normal dengan ABK. Termasuk, standarisasi soal dan nilai ujian.

Terpisah, Kepala SMP Muhammadiyah 2 Kediri Drs. Ludijantono menegaskan, tidak ada perbedaan perlakuan antara ABK dan siswa normal dalam pelaksanaan UNBK di sekolahnya. Hanya saja, siswa ABK mendapatkan pendampingan dari guru pengawas dalam menghidupkan komputer sebagai perangkat kerja UNBK.

"Tiga peserta berkebutuhan khusus setiap hari masuk sesuai jadwal UBK. Tidak ada perbedaan. Sejak berangkat diantar orang tua, sampai masuk ke ruangan, kita dampingi. Insya Allah kita bekali untuk ikut ujian. Dan materi soal standarnya sama," jelas Ludi Jantono.

Pria yang memiliki panggilan Anton sejak kecil ini menambahkan, guru pengawas mendampingi ABK hanya untuk membukakan laptop. Setelah alat kerja tersebut siap, masing-masing mengerjakan soal ujian dengan mandiri.

Dijelaskan Anton, dari tiga peserta ABK, satu diantaranya mengalami gangguan penglihatan secara gentik. Dia harus memakai kaca pembesar dan mendekat pada layar monetor.

"Kesehariannya juga begitu. Sebelum ulangan, biasanya dibantu oleh temannya di kelas. Sementara kedua anak yang mengalami autis, kita ada pendampingan dari guru BK. Semua berjalan lancar," tegasnya.

Sebelum pelaksanaan UNBK, pihak SMP Muhammadiyah 2 Kediri sudah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya mengadakan simulasi ujian. Dalam pra UNBK tersebut, diakui Anton, ada beberapa siswa yang mengalami kendala. Tetapi setelah melalui beberapa kali pelatihan, akhirnya keseluruhan siswa dinyatakan sudah siap. (rif/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO