Biogas Sampah TPA Bojonegoro Kurangi Beban Belanja Warga

Biogas Sampah TPA Bojonegoro Kurangi Beban Belanja Warga Jaringan pipa yang menyalurkan biogas ke rumah-rumah warga.

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Siang itu matahari di kawasan Tempat Pembungan Akhir (TPA) Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur cukup terik. Matahari persis di atas kepala pada pukul 11.30 WIB Kamis, (31/1/2019).

Seluas mata memandang, terlihat tumpukan sampah bak gunung anakan. Mobil truk berwarna kuning hilir mudik membawa 'kotoran'.

Namun di salah satu sudut TPA ada hal yang berbeda. Datarannya tinggi, tempatnya juga tidak begitu kumuh. Terlihat puluhan pipa besar menancap di atas tanah berwarna kuning. Ada juga pipa kecil yang melintas ke berbagai sudut.

Ternyata, lokasi itu merupakan proses pembuatan energi gas metana. Hasil pemrosesan gas metana sejauh ini berhasil. Bahkan telah disalurkan hingga ke 44 rumah warga di sekitar TPA, tepatnya warga RT 12 Dusun Kalisari, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk yang berjarak 1.5 kilometer.

Gas dari sampah itu diberikan kepada warga secara cuma-cuma. 44 kepala rumah tangga tidak dipungut biaya sepeser pun oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro selaku pengelola gas metana.

Mualim (30) kepala teknisi pengelola biogas menjelaskan, pengelolaan sampah menjadi energi itu sudah dilakukan sejak 2007. Dari tahun ke tahun pengelolaan sampah terus dikembangkan, hingga saat ini tanah seluas dua hektar telah digunakan untuk proses pembuatan biogas.

"Dulu (2007) masih kecil gas yang dihasilkan dari proses ini (hanya 20 rumah warga yang dialiri gas). Tapi sekarang sudah 44 rumah tangga kita aliri gas secara gratis," ujar Mualim menjelaskan.

Pemanfaatan sampah menjadi biogas itu, kata dia, untuk mengurangi bau sampah di TPA. Sebab saat musim hujan, baunya sering menyebar ke rumah-rumah warga. Namun saat ini bau tersebut sudah hampir tidak ada, karena sampah diolah dan dikelola dengan baik.

"Sampahnya dari berbagai macam, mulai sampah organik (dedaunan) hingga sampah rumah tangga," terangnya.

Dia mengungkapkan, sampah di TPA setempat ke depan akan terus dikelola dengan baik dan terus dikembangkan. Jika saat ini baru 44 rumah warga yang dialiri jaringan gas metana, akhir tahun ini ditarget sebanyak 70 rumah warga yang akan menikmati gas olahan dari sampah TPA.

"Sementara ini masih terkendala pengadaan pipa untuk jaringan ke rumah-rumah warga, tapi secepatnya akan dianggarkan oleh dinas," ucapnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO