Terdampak Musim Kemarau, Petani Sayur di Blitar Cabuti Tanaman

Terdampak Musim Kemarau, Petani Sayur di Blitar Cabuti Tanaman

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Dampak kemarau panjang mulai dirasakan sejumlah petani sayuran di Kabupaten Blitar. Lahan pertanian mulai mengering, ditambah serangan hama ulat dan tikus membuat hasil pertanian tak bisa dipanen.

Salah satu petani yang mengalami dampak musim kemarau tahun ini adalah petani sayuran di Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Para petani sayur ini bahkan terpaksa mencabuti tanaman mereka, karena sudah tak layak untuk dipanen.

"Tanamannya sudah kering karena kondisi tanahnya kan juga kering. Daunnya juga banyak yang dimakan hama ulat dan tikus," ungkap Ngateni, salah satu petani sayur, Kamis (1/11/2018).

Untuk mendapatkan penghasilan di luar sektor pertanian, para petani ini harus mencari pekerjaan sampingan. Ngateni sendiri harus bekerja sebagai kuli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Ya harus putar otak biar dapur tetap ngebul. Karena kan sudah gak bisa mengandalkan hasil panen yang mengering,'' paparnya.

Sementara menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau akan berlangsung hingga November 2018.

"Awal musim hujan untuk wilayah Blitar diperkirakan baru akan terjadi pada bulan November," kata Kepala Stasiun Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates Musripan dikonfirmasi melalui WhatsApp.

Dari 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar, datangnya musim hujan diprediksi tidak bersamaan. Untuk wilayah Gandusari, hujan diperkirakan akan turun lebih awal ketimbang daerah lainnya. Sementara Wonotirto, dan sebagian Blitar Selatan, hujan diprediksi mendekati akhir bulan. (ina/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO