Masih Santri dan Diduga Gangguan Jiwa, Begini Kronologi Penyerangan di Ponpes An-Nidhomiyah Tuban

Masih Santri dan Diduga Gangguan Jiwa, Begini Kronologi Penyerangan di Ponpes An-Nidhomiyah Tuban Gus Mamak memberikan keterangan kepada wartawan.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Pengasuh Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban, Ahmad Musyafa mulai buka suara siapa sosok pelaku yang melakukan penyerangan di ponpesnya.

Saat ditemui di kediamannya yang masih satu kompleks dengan ponpes, Minggu (16/9), Gus Mamak sapaan akrab Ahmad Musyafa mengungkapkan, bahwa pelaku bernama Afdolin (20) tersebut secara formal masih sebagai santri di pondoknya. Afdolin masuk ke pesantren mulai 2013, namun belum genap setahun sudah pergi ke Semarang. Kabarnya saat di sana sedang bekerja.

"Akan tetapi, sekitar 2 bulan lalu kembali ke pondok untuk mengaji sekaligus bekerja di ponpes. Mulai di situlah kami berikan ia tanggung jawab sebagai kebersihan pondok," ujar Gus Mamak.

Namun, waktu demi waktu sikap Afdolin kian berubah dan tak terkontrol. Hal itu terlihat ketika sedang adzan, yang bersangkutan terkadang tertawa terbahak-bahak. Selain itu, biasanya juga menangis ketika adzan. Namun, saat itu sikap Afdolin masih dibiarkan dan hanya diberi peringatan.

Akan tetapi, sikap Afdolin kian tidak bisa ditolelir ketika sedang memukul santri saat tidur. Dari situlah ia diingatkan agar tidak mengulagi perbuatannya lagi. Karena demi kesalamatan santri yang lain, lalu orang tua dan saudara Afdolin dihadirkan ke ponpes agar Afdolin dibawa pulang terdahulu dan bisa bekerja di tempat tinggalnya di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan.

"Memang kami sarankan agar dia pulang dulu, ketika sudah sembuh boleh ke pondok lagi," tutur kiai jebolan Ponpes MUS Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini.

Kendati demikian, sebagai pengasuh, Gus Mamak sejatinya berharap penembakan itu tak sampai terjadi. Namun ia memahami bahwa hal tersebut adalah bagian dari prosedur kepolisian, karena dikhawatirkan memakan banyak korban.

"Pertama kami mengucapkan kepada bapak kapolres secara cepat menangani masalah ini. Selain itu, kami berbela sungkawa meninggalnya santri saya bernama Afdolin, dan semoga rohnya diterima Allah SWT dan diangkat derajatnya," paparnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO