Tafsir Al-Isra 4: Israel Dikutuk Sebagai Bangsa Perusak

Tafsir Al-Isra 4: Israel Dikutuk Sebagai Bangsa Perusak Ilustrasi: Pasukan Israel saat memasuki wilayah Palestina. foto: Renegade Tribune

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .   

Waqadhaynaa ilaa banii israa-iila fii alkitaabi latufsidunna fii al-ardhi marratayni walata’lunna ‘uluwwan kabiiraan (4).

Pada ayat kedua diingatkan bahwa Bani Israel telah diberi anugerah al-kitab, al-Taurah yang dipandu langsung oleh nabi Musa A.S. sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera dan berkebebasan, hal mana saat dipimpin Fir'aun, bangsa ini habis-habis ditindas dan diperbudak. "..Wa-aataynaa muusaa alkitaaba...". Di sini dipakai terma "kami" agar mereka tidak berkutik berhadapan dengan Tuhan, lalu beriman dan tidak menyekutukan Tuhan dengan yang lain. "allaa tattakhidzuu min duunii wakiilaan".

Pada ayat ketiga diingatkan juga, bahwa nenek moyang mereka adalah pengikut nabi Nuh A.S. yang telah diselamatkan dari maha tsunami yang menenggelamkan seluruh permukaan bumi. Dipakai pula terma "kami" (Dzurriyyata man hamalnaa ma’a nuuhin..). Tujuannya sama, agar pasrah dan beriman. Lebih dari itu, diharap menjadi bangsa yang pandai bersyukur seperti leluhurnya terdahulu, baik Nuh A.S. maupun Musa A.S. "innahu kaana ‘abdan syakuuraan".

Lalu, pada ayat kaji ini dikabarkan bahwa di dalam al-kitab telah ditera bahwa bangsa Israel sungguh berbuat kerusakan di muka bumi, dua kali. "latufsidunna fii al-ardhi marratayni". Tidak hanya itu, bahkan dikutuk sebagai bangsa yang pongah dan super congkak "walata’lunna ‘uluwwan kabiiraan".

Tafsir klasik memaknai merusak dua kali "marratain" dengan dua makna. Pertama, merusak secara fisik, termasuk membunuh para nabi dan orang-orang shalih, mencaplok tanah orang lain dan peruskan nonfisis, seperti mengubah aturan kitab al-Taurah dan membuat hukum sendiri sesuai selera.

Kedua, dimaknai secara fisis saja dengan mengutarakan data perusakan mereka. Pertama, merampas hak orang lain dan membunuh tokoh agama sekelas nabi era nabi Musa dulu. Seperti Sya'ya dan Irmiya yang berdakwah menyampaikan pesan al-Taurah. Kedua, membunuh nabi di era nabi Zakariya A.S. Nabi Yahya A.S. berhasil dibunuh dan nabi Isa A.S., diselamatkan Tuhan.

Makna lain dari terma "marratain" adalah pengulangan yang tidak terbatas angka. Artinya kebrutalan yang mereka lakukan tidak terbatas hanya dua kali, melainkan sudak menjadi wataknya, sudah hobinya merusak dan berbuat onar. Tidak dulu, tidak sekarang bahkan mendatang. Begitu pula lagak dan perangainya yang congkak dan tidak mengindahkan etika. Hingga kini dunia menyaksikan kebenaran informasi al-Qur'an tersebut.

Jadi, bangsa Israel memang sejak dulu brutal, berbuat seenaknya dan tidak mau menggubris orang lain.

Sumber: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO