Buruh MPS Gondang: Khofifah Pemimpin Idaman Rakyat

Buruh MPS Gondang: Khofifah Pemimpin Idaman Rakyat Khofifah disambut hangat buruh MPS Gondang, Kabupaten Mojokerto. foto: ist

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Calon Gubenur Jawa Timur nomer urut satu Indar Parawansa melakukan kunjungan ke Mitra Produksi Sigaret (MPS) Gondang, Mojokerto. Di pabrik padat karya ini, menyapa para buruh yang didominasi kaum perempuan.

Kedatangan langsung disambut hangat Pimpinan Umum MPS Gondang, Drs. H. Azhari Husnan MM. M.Si. menyampaikan rasa terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk melihat langsung pembuatan rokok.

Usai berdialog Bersama jajaran dan pimpinan MPS Gondang di ruang Meeting, langsung beranjak menyapa pelinting rokok yang ada di ruang Produksi.

Setiba di ruang produksi, para buruh yang mayoritas perempuan itu langsung menyambut penuh semringah. Menteri Sosial 2014-2018 menyusuri satu per satu deretan kelompok pelinting rokok.

Para pekerja pun kompak menyanyikan lagu wis wayahe. Ketika menghampiri, mereka langsung bergantian memeluk haru bisa bertemu langsung.

Salah satu buruh pelinting rokok, Suryama mengaku gembira karena kedatangan orang nomor satu di Muslimat NU itu. Ia mengaku sosok calon gubernur idamannnya.

"Apalagi wakilnya mas Emil, ganteng. Sangat senang, nomor satu calon gubernur idaman," kata Suryama, di Jalan Raya Pugeran No 157, Desa Pugeran, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Senin (4/6).

Hal senada disampaikan Anisa Rosita, karyawan pelinting rokok kretek yang mengatakan sosok yan ramah. Dia menilai layak memimpin Jawa Timur. "Ibu kan dulu jadi menteri sama pak Jokowi. Pantes mimpin Jawa timur, milih ibu ," kata Anisa.

Sementara itu, mengapresiasi pabrik pelintingan rokok MPS Gondang tersebut, pasalnya di sana masih mempertahankan padat karya. Saat ini memiliki karyawan sebanyak 1.141 orang.

Karena itulah, kata , perlu adanya perlakuan berupa stimulus khusus untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT) dibandingkan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Salah satunya pembeda soal penentuan pajak SKT dan SKM.

"Data yang kami terima saat ini tinggal enam persen saja pabrik rokok yang diproduksi secara Sigaret Kretek Tangan (SKT). Mereka (MPS) yang memperkerjakan secara padat karya tentunya harus mendapatkan stimulan dari pada SKM," pungkasnya. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO