Hari Ini, 3 Paslon Bacawali dan Bacawawali Kota Malang Jalani Tes Kesehatan

Hari Ini, 3 Paslon Bacawali dan Bacawawali Kota Malang Jalani Tes Kesehatan Calon Incumbent H.M Anton sekaligus Walikota Malang saat menunggu waktu uji test kesehatan di RSSA dengan di didampingi partai pengusung yakni Ketua DPC Gerindra Moreno Suprapto, sewaktu tiba di RSSA Malang, Kamis (11/01). Foto: IST

KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - Selama dua hari ke depan yakni Kamis dan Jumat (11-12/1), ketiga pasangan bakal calon wali kota (Bacawali atau Bacawawali) Kota Malang mengikuti serangkaian tahapan tes kesehatan dan psikologi di RS Saiful Anwar Malang.

Sesuai jadwal dari KPUD Kota Malang, tes dimulai pukul 07.00 WIB sampai selesai. Namun ketiga paslon yakni Anton - Samsul, Nanda - Wan Edi serta Sutiaji - Sofyan Edi J datang di RSSA secara dengan waktu bervariasi.

Kota Malang sendiri masuk kelompok A bersamaan dengan Pasuruan dan Probolinggo. Tiap paslon mengikuti tes psikologi di ruang Majapahit RSSA.

Ketua tim pemeriksaan kesehatan Pilkada Jatim 2018 Dr dr I Wayan Agung Indrawan SpOG mengungkapkan, kelompok A hari ini (Kamis, 11/1) dijadwalkan uji psikologi dan psikiatri dari pagi sampai sore. Sementara kelompok B (Lumajang dan Bondowoso) hari ini menjalani tes fisik. 

"Tes fisiknya mulai dari laboratorium, tes narkoba, jantung, THT, mata, paru-paru dan treadmil. Besok, kelompoknya berganti," ungkap Wayan.

Penguji tes psikologi dari Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi), tim tes narkoba dari Badan Narkotika Nasional (BNN). RSSA sendiri menangani pemeriksaan terkait fisik dan laboratorium. "Himpsi, BNN, dan RSSA tergabung jadi satu tim, sekitar 42 dokter yang terlibat di dalamnya, semuanya spesialis," terangnya.

Pemeriksaan yang sudah dihasilkan, seperti fisik dan narkoba, baru bisa dikumpulkan pada Senin (15/1) depan, menunggu hasil rapat pleno, sehingga hasil pemeriksaan tidak dapat diketahui secara langsung. "Paling lambat 16 Januari 2018, harus sudah muncul hasilnya, kemudian dikirimkan ke KPU," ucap Wayan.

Wayan mengaku, tahapan pemeriksaan tersebut untuk mengukur sekaligus memberikan rekomendasi, apakah paslon ini layak atau tidak layak. "Jika ditemukan satu penyakit, apakah masih bisa diobati atau tidak," pungkasnya. (iwa/thu/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO