
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Para tokoh HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) sangat terkesan dengan perjuangan heroik KH Muhammad Yusuf Hasyim. Bahkan mereka merasa punya hutang budi terhadap Pak Ud – panggilan akrab Kiai Muhammad Yusuf Hasyim. Kenapa? Silakan simak tulisan serial ke-4 M. Mas’ud Adnan, wartawan HARIAN BANGSA, yang meliput acara seminar pengusulan KH M Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional di PP Amanatul Ummah Surabaya.
HMI adalah organisasi mahasiswa yang sangat produktif melahirkan tokoh nasional berbasis Islam dari berbagai profesi. Alumni HMI banyak sekali yang menjadi pejabat tinggi negara, intelektual, cendekiawan, pengusaha, tokoh LSM, politisi, pimpinan partai politik, akademisi, tokoh pers atau wartawan, hingga tokoh agama. Sampai sekarang.
Meski demikian, HMI hampir saja hilang dari pusaran sejarah Indonesia. Terutama ketika para tokoh PKI memprovokasi Presiden Soekarno agar membubarkan HMI. Bahkan PKI sukses memprovokasi Soekarno untuk membubarkan Masyumi. Bung Karrno membubarkan Masyumi pada tahun 1960.
Tapi ternyata PKI belum puas. PKI juga mau mengganyang HMI.
“Saat itu PKI memprovakasi supaya Bung Karno membubarkan HMI,” kata Dr M. Alfan Alfian, tokoh HMI, saat menjadi pembicara dalam seminar pengusulan KH Muhammad Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, Rabu (28/5/2025) malam.
Dr. M. Alfan Alfian. Foto: M. Mas'ud Adnan/bangsaonline
Tapi, kata Alfan Alfian, kemudian muncul solidaritas umat Islam.
“Yang menarik, pada saat itu muncul spanduk yang yang sangat fenomenal,” kata Alfan Alfian yang kini menjabat anggota Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) Jakarta.
Spanduk itu bertuliskan: Langkahi mayat kami sebelum membubarkan HMI.
“Ternyata yang bikin (spanduk) itu Pak Ud,” tegas Alfan Alfian yang langsung disambut tepuk tangan para kiai, nyai dan tokoh yang hadir.
Alfan Alfian mengaku heran terhadap kemampuan dan pengaruh Kiai Yusuf Hasyim yang bisa menggerakkan sekalligus menyatukan semua organisasi mahasiswa Islam , pemuda Islam dan umat Islam saat itu.
“Semua, PII, HMI, Muhammadiyah, semuanya, kompak, kelompok Islam berada di depan,” kata Alfan Alfian. Saat itu Kiai Yusuf Hasyim sendiri adalah Ketua I Pucuk Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor.
Menurut Alfan Alfian, spanduk, poster, dan alat peraga demonstrasi bertuliskan; Langkahi mayat kami dulu sebelum membubarkan HMI, adalah bikinan Kiai Yusuf Hasyim. Jadi, menurut Alfan Alfian, Kiai Yusuf Hasyim, selain menggerakkan dan memobilisasi massa –khususnya umat Islam – untuk demo menentang pembubaran HMI juga membuat spanduk yang isinya menggetarkan sekaligus menggentarkan lawan politik, yaitu PKI. Yang bunyinya: Langkahi mayat kami sebelum membubarkan PKI.
“Spanduk, poster yang dibawa kemana-mana oleh mahasiswa yang demo saaat itu, langkahi mayat kami sebelum bubarkan HMI, itu bikinn Pak Ud,” kata Alfan Alfian yang mengaku pernah ditunjuk Dr Sulastomo, Ketua umum PB HMI periode 1963-966, untuk menulis sejarah HMI.
Karena itu Alfan Alfian mengaku akan membantu untuk mengegolkan Kiai Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional. “Mudah-mudahan saya bisa ikut memperlancar,” kata Alfan Alfian yang langsung disambut amin oleh ratusan kiai, nyai dan semua yang hadir.
Testimoni atau kesaksian Alfan Alfian itu sesuai dengan hasil temuan Prof Usep Abdul Matin yang menulis profil Kiai Muhammad Yusuf Hasyim untuk dipresentasikan di TP2GP.
Lalu berapa ribu demonstran yang dipimpiin Kiai Yusuf Hasyim saat demo menentang pembubaaran HMI? Silakan ikuti tulisan M. Mas’ud Adnan selanjutnya. (M.Mas’ud Adnan/bersambung)