Limbah JOB P-PEJ Cemari Sawah Warga Campurejo, Tanaman Mengering dan Mati

Limbah JOB P-PEJ Cemari Sawah Warga Campurejo, Tanaman Mengering dan Mati Petugas DLH Bojonegoro saat mendatangi sawah yang diduga tercemar limbah JOB P-PEJ.

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Limbah air bercampur gas dari proyek migas Migas Lapangan Sukowati Pad A Joint Operating Body Pertamina - PetroChina East Java (JOB P-PEJ) dikeluhkan masyarakat sekitar, utamanya para petani. Sebab, lahan persawahan warga menjadi tidak subur dan hasil panenannya terus menurun.

Rabu siang (8/11), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro mendatangi sawah di dekat operasi JOB P-PEJ. DLH mengecek langsung setelah mendapat aduan dari sejumlah warga, tepatnya warga Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kecamatan/Kota Bojonegoro.

DLH juga mengambil sampel air dan tanah untuk bahan penelitian atau uji laboratorium, apakah airnya melebihi baku mutu serta mengandung unsur lainnya.

"Kita butuhkan waktu sekitar 14 hari untuk menguji sample air yang dites di laboratorium. Ya, setidaknya hasil ini nantinya untuk bahan rekomendasi," ujar Kepala DLH Bojonegoro, Nurul Azizah.

Azizah menjelaskan, petani yang menggarap sawah di sekitar proyek migas JOB-PPEJ mengeluh karena hasil panen padinya terus turun. Semula 2 ton menyusut menjadi 1 ton dalam dua tahun terakhir. Penyebabnya karena lahan para petani tidak subur, akibat tercemar limbah dari dalam proyek JOB P-PEJ.

Hal ini diakui Mustofa (37), salah satu petani. Ia mengatakan, sejak dua tahun terahir sawahnya tercemar limbah dari Lapangan Sukowati Pad A, panennya turun drastis.

"Kita sudah diberi ganti rugi senilai Rp 1 juta per tahunnya. Tapi bagi kami masih sangat rugi karena tanah kami rusak, tidak normal saat ditanami. Bahkan sebagian tanaman tetangga kami langsung mengering dan mati saat baru ditanam," ungkapnya menambahkan. (nur/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO