BLITAR, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar memastikan pemberian vaksin Measles Rubela (MR) pada program imunisasi MR aman, karena sudah dilakukan sesuai prosedur. Hal itu ditegaskan Krisna Yekti, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar pasca meninggalnya Arya Dimas (4) warga Dusun Besole, Desa Darungan, Kecamatan Kademangan.
Sebelumnya, pihaknya sudah menegaskan jika kematian Dimas tidak ada kaitannya dengan imunisasi MR, melainkan karena ada sakit lain yang diderita Dimas, yakni GE (Gastroenteritis) atau penyakit infeksi pada perut.
BACA JUGA:
- Mantan Wabup Bondowoso Ambil Formulir Penjaringan Calon Bupati di DPC PDIP Blitar
- Dilaporkan Hilang Tiga Hari Lalu, Nenek di Blitar Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Brantas
- Kantor Imigrasi Blitar Deportasi Gadis Berkewarganegaraan Ganda ke Singapura
- Bocah 5 Tahun Hanyut Terbawa Arus Parit saat Hujan Deras Mengguyur Kota Blitar
Namun, gencarnya pemberitaan terkait hal itu nyatanya membuat masyarakat khawatir dan enggan untuk mengikutkan anak atau balitanya untuk diimunisasi MR.
Kata Krisna, efek atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) sangat wajar terjadi setelah pemberian vaksin. Karena vaksin adalah virus yang dilemahkan, untuk memancing tubuh membuat anti bodi terhadap virus itu. Begitu juga dengan vaksin MR, sehingga akan ada reaksi pada tubuh terhadap bibit penyakit yang dilemahkan oleh virus tersebut.
"Biasanya demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat bekas suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari," ujar Krisna kepada wartawan, Jumat (25/8).
Untuk itu, Krisna mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengikuti imunisasi MR. Mengingat pentingnya pemberian vaksin MR untuk mencegah virus campak dan rubela.