Petani di Pamekasan Tak Khawatirkan Garam Impor

Petani di Pamekasan Tak Khawatirkan Garam Impor Ilustrasi

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI yang mulai mengimpor garam guna menutupi kelangkaan garam, tidak membuat petani garam di Pamekasan resah.

Pasalnya, kedatangan garam impor dari Australia merupakan garam industri, sedangkan garam yang diproduksi petani merupakan garam untuk kebutuhan konsumsi.

"Saat ini Memang harga garam sudah mulai turun, dari Rp 3.500 menjadi Rp. 2.000 - 2.500 per kilogramnya," jelas Agus Sumantri selaku pelaku garam, Jum'at (11/8).

Menurutnya, turunnya harga garam di pasaran bukan disebabkan oleh datang garam impor, namun dikarenakan petani sedang banyak yang panen. "Harapan kami, harga garam petani sekalipun sedang musim panen garam, bisa tetap stabil berkisar Rp. 1.000 - 1.500 per kilogram", ujar Agus.

Harapan Agus Sumatri ini juga diamini oleh petani garam lainnya, seperti Amiril yang mempunyai lahan garam di daerah Kecamatan Galis. Sebagai petani garam, Amiril mengatakan, kedatangan garam impor yang dilakukan pemerintah selama ini memang wajar saja, karena untuk menutupi kekurangan garam secara nasional.

"Namun garam impor itu jangan sampai mengganggu pasar garam lokal, terutama bagaimana produsen garam olahan bisa bekerja secara efisien, hingga masuk ke pasar dengan harga yang tepat dan membeli garam rakyat dengan harga yang wajar," katanya.

Lebih lanjut, Amiril berharap pemerintah, petani dan pabrik garam olahan nantinya mau bekerja sama supaya saling menguntungkan. Kedatangan garam impor memang akan sedikit menurunkan harga garam lokal, sedangkan harga garam yang sekarang terjadi bukan harga yang wajar.

"Harga garam yang wajar itu berkisaran Rp. 1.000 - 1.500 per kilogramnya, kurang dari itu petani rugi, lebih dari itu konsumen yang akan mengeluh," pungkasnya. (err/ros)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO