MUI dan Ulama Lintas Ormas Kaji Ajaran Padepokan Dimas Kanjeng

MUI dan Ulama Lintas Ormas Kaji Ajaran Padepokan Dimas Kanjeng Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi saat dibongkar petugas setelah pimpinannya ditangkap.

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Penangkapan pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Kamis (22/9) lalu, menyisakan cerita menarik.

Selain melibatkan sebanyak 6.000 pasukan gabungan dari Polri dan TNI, Polda Jatim ternyata juga mendatangkan beberapa ulama dan kiai dari lintas ormas seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhamadiyah, Al-Irsyad, serta PCNU.

Masing-masing ulama atau tokoh karismatik di Kabupaten Probolinggo itu tak lain adalah Ketua MUI KH. Munir Kholili, Sekretaris Umum KH. Shibabuddin Sholeh, Sekertaris I H. Yasin, Ketua PCNU KH. Ahmad Suja'i, Ketua Muhammadiyah M. Fadhol serta Ketua Al-Irsyad H. Ahmad Banawir.

Kedatangan Tokoh lintas ormas di Kabupaten Probolinggo mendapat pertanyaan besar. Kenapa Polda Jatim melibatkan semua ketua ormas di Kabupaten Probolinggo? Jangan-jangan selama ini ada ajaran yang menyimpang yang diam-diam diusut MUI, PCNU, Al-Irsyad dan Muhammadiyah.

BANGSAONLINE.com mencoba melakukan konfirmasi kepada salah satu pengurus MUI yang datang langsung dalam penangkapan atau penjemputan paksa Dimas Kanjeng. Sekertaris MUI, KH. Shihabuddin Sholeh mengatakan kedatangan MUI dalam penangkapan itu adalah untuk memberikan tausiah atau ceramah kepada para santri yang ada di padepokan itu.

"Kita hanya memberikan tausiah kepada para santri Padepokan itu. Tidak ada yang lain, karenanya dengan tausiah langsung yang diberikan Ketua MUI, KH. Munir Kholili, mereka bisa tenang," ujar KH. Shihabuddin Sholeh.

Perlu diketahui, para tokoh dan Ulama datang ke padepokan sekitar pukul 05.00 pagi sebelum polisi melakukan penangkapan di rumah Dimas Kanjeng. Selanjutnya, para ulama langsung mengisi tausiah di Masjid padepokan setempat.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO