Berawal Sekadar Hobi Pelihara Perkutut, Kini jadi Penghasilan Menggiurkan

Berawal Sekadar Hobi Pelihara Perkutut, Kini jadi Penghasilan Menggiurkan Deddy Priyanto, saat menuangkan minum ke sangkar perkutut yang siap dijual dengan harga mencapai jutaan rupiah. foto: nanang ichwan/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kondisi rumah yang berada di komplek perumahan, bukan halangan untuk bisa berbudidaya hewan ternak. Kondisi itu dialami oleh keluarga Michele Roy, yang berlokasi di Perumahan TNI AL Desa no 6 Desa Sugihwaras Kecamatan Candi.

Jika kita masuk perumahan TNI AL di desa Sugihwaras, Kecamatan Candi Sidoarjo rumah keluarga Michele akan tampak berbeda. Di teras rumah berjejeran sangkar burung perkutut jenis Bangkok berharga jutaan hingga puluhan juta rupiah.

Deddy Priyanto, menantu Michele Roy yang kini meneruskan usaha keluarga itu saat ditemui bangsaonline.com tampak sibuk menuangkan makan dan minum pada sangkar perkutut itu. Pria 33 tahun itu menceritakan awal budi daya burung perkutut yang diberi nama "Andalas Farm".

"Awalnya sakadar hobi ayah (Michele Ray, mertua) memelihara burung perkutut sejak tinggal di Kota Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1994 silam," ujar dia mengawali cerita.

Pada tahun 1995 Michele kemudian pindah ke Desa Tebel Timur Jalan Sentana Kecamatan Gedangan bertempat di tempat kos. Pria 60 tahun itu mulai berani mengikutkan perkutut peliharaannya dalam setiap kontes di tingkat lokal maupun di tingkat nasional. Dalam setiap kontes yang diikuti, perkutut peliharaan Mickhel sering mendapat juara. Piala trofi yang di dapat tidak terhitung jumlahnya. Saking banyaknya, kini piala itu tidak terawat sehingga banyak yang rusak.

Hampir 6 tahun lebih bertempat di Desa Tebel Timur, hingga pada tahun 2001 beserta 7 putra putrinya, Michele memutuskan pindah di Perum TNI AL menempati rumah pribadinya beserta anak dan menantunnya.

Kini usaha itu diteruskan Deddy karena kondisi fisik Michele yang sakit-sakitan. Deddy mengungkapkan, budidaya perkutut tidaklah sulit dan ribet seperti budi daya jenis burung lainnya. "Hanya, saat proses menjodohkan yang agak sulit, kalau soal pemeliharaan enggak seberapa sulit," ujar dia.

Proses pembibitan perkutut dalam setahun bisa empat kali bertelur dengan rata-rata dua telur setiap bertelurnya, kemudian dari proses bertelur ke proses penetasan. Dari proses penetasan itulah, pria berambut lurus itu baru memisahkan anak dari induk pada waktu 2,5 bulan untuk proses perawatan dipisahkan ke sangkar tersendiri.

Saat menetas harga sudah dipatok harga Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu. Belum lagi jika dalam usia 4 bulan disaat perkutut sudah mulai bisa berkicau, Burung dipatok dengan harga Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Apalagi, nanti kalo sudah bisa berkicau, harganya pun bisa jutaan bahkan puluhan juta.

"Harga memang kami patok segitu, kalo soal kualitas suara kicauan perkutut tidak diragukan lagi," pungkas dia. (nni/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Komunitas Disabilitas Kota Pasuruan Raup Cuan dari Lampu Hias':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO