Di Bojonegoro, Gafatar Diusir Warga dan Pemilik Rumah Kontrakan

Di Bojonegoro, Gafatar Diusir Warga dan Pemilik Rumah Kontrakan SEPI: Kondisi kontrakan anggota Gafatar di Desa/Kecamatan Kapas, Bojonegoro sepi usai penghuninya diusir oleh pemilik rumah. foto: eky nurhadi/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sudah menyebar di sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Ternyata, sejak beberapa tahun terakhir Gafatar sudah bergerak di Kota Ledre, namun keberadaannya tidak ada yang mengetahui, kecuali pemilik rumah yang dikontrak sejumlah anggota Gafatar itu.

Beberapa pekan terakhir ini, sebuah gerakan yang diindikasi pecahan dari organisasi Negara Islam Indonesia (NII) itu ramai diperbincangkan media, juga pemerintah pusat. Bahkan pemerintah men"cap" Gafatar sebuah gerakan terlarang dan berbahaya.

Sebab, ajaran-ajaran di dalam Gafatar sangat menyimpang dari ajaran agama islam. Misalnya tidak wajib melaksanakan salat lima waktu dan tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabinya.

Di Bojonegoro, keberadaan Gafatar belakangan diketahui warga sekitar, tepatnya di Desa/Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Akibatnya warga mengusir sejumlah anggota Gafatar itu. Bahkan, pemilik rumah kontrakan juga langsung mengembalikan uang kontrakannya selama beberapa tahun terakhir. Warga dan pemilik rumah meminta anggota Gafatar itu pindah, bahkan pergi dari wilayah Bojonegoro.

"Kami takut mereka melakukan hal-hal yang membahayakan, apalagi di televisi ramai diberitakan bahwa organisasi ini banyak menculik orang di berbagai daerah," ujar pemilik rumah, Musyafa', Rabu (13/1/16).

Penelusuran BANGSAONLINE.com di lapangan, di bekas rumah kontrakan anggota Gafatar itu terdapat sebuah peta Kabupaten Bojonegoro. Selain peta, juga terdapat selembar kertas yang bertuliskan target perekrutan anggota serta selembar kertas syarat untuk menjadi anggota Gafatar.

Sementara itu, Wakil Kepala Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bojonegoro, KH Alamul Huda saat dikonfirmasi mengatakan, selama ini MUI belum mengetahui keberadaan Gafatar di Kota Ledre. Namun, pihaknya akan menggali informasi apakah organisasi yang ajarannya menyimpang dari ajaran agama islam itu masih di Bojonegoro atau tidak.

"Kita akan lakukan pendeteksian bekerjasama dengan Bakesbangpolinmas dan pihak kepolisian terlebih dahulu," ujarnya singkat.

Sumber: harian bangsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO