Gejolak PBNU, Leader Nahdliyin United Sebut Pengurus Jadi Pemicu Konflik

Gejolak PBNU, Leader Nahdliyin United Sebut Pengurus Jadi Pemicu Konflik Leader Nahdliyin United, Rofi’i Mukhlis atau yang akrab disapa Gus Ofi.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Dinamika di tubuh PBNU terus bergulir hingga muncul istilah Kubu Sultan dan Kubu Keramat. Leader Nahdliyin United, Rofi’i Mukhlis atau yang akrab disapa Gus Ofi, menilai gejolak tersebut dipicu oleh elit pengurus sendiri.

“Yang bikin ruwet seperti itu ya pengurusnya sendiri,” ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (16/12/2025).

Ia menjelaskan, sidang pleno seharusnya diketahui oleh 4 pimpinan tertinggi PBNU, yakni Rois Am, Katib, Ketua Umum, dan Sekjen. 

Sidang pleno mesti dibahas bersama untuk mengklarifikasi akar masalah, baik terkait isu diplomasi, tambang, maupun urusan pribadi.

Menurut Gus Ofi, sahnya sidang pleno ditentukan oleh tanda tangan keempat pimpinan tersebut. Jika salah satu tidak menandatangani, maka pleno dianggap cacat hukum. 

“Empat orang itu dipilih melalui Muktamar, jadi kalau tidak bisa dilakukan berarti yang bikin kegaduhan adalah pengurusnya sendiri,” cetusnya.

Disebutkan olehnya, dinamika internal PBNU berdampak besar ke bawah sehingga pengurus harus lebih peka. Ia menilai wajar jika Nahdliyin ikut mengkritisi kepemimpinan yang tidak mencerminkan ukhuwah nahdliyah. 

“Kalau mereka cinta NU, maka pertikaian ini harus segera diakhiri karena tidak menguntungkan warga Nahdliyin,” ucapnya.

Gus Ofi menyatakan adanya 2 kubu di PBNU. Istilah Kubu Sultan muncul karena rapat pleno barisan KH Miftahul Akhyar digelar di Hotel Sultan, sementara Kubu Keramat merujuk pada pleno barisan Gus Yahya yang berlangsung di Jalan Keramat.

“Sebenarnya Gus Yahya tidak menghendaki kubu-kubuan itu, tapi faktanya memang terjadi,” pungkasnya. (afa/mar)