Fandi Akhmad Yani, Raden Achmad Nur Rizky, Ipda Andreas Dwi Anggoro dan wartawan Harian Bangsa dan BANGSAONLINE.com M Syuhud Almanfaluty dalam forum kolaborasi dialog publik. foto: ist.
Gus Yani menargetkan peningkatan fasilitas kesehatan secara menyeluruh. Tahun ini, 29 dari 32 Puskesmas di 18 kecamatan sudah menyediakan layanan rawat inap.
“Sehingga tinggal 3 Puskesmas. Problemnya karena tidak adanya lahan, sehingga saya mendorong 3 Puskesmas yang belum ada rawat inap bisa segera pindah lokasi yang lebih luas,” katanya.
Ia juga mendorong optimalisasi Puskesmas Pembantu (Pustu) untuk memperluas jangkauan program CKG, ditambah peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
“Kami sangat mengapresiasi kinerja Kadinkes Gresik, Bu Khusnah beserta jajarannya, juga kepala UPT Puskesmas atas capaian program kesehatan yang telah berjalan baik dan berbuah prestasi,” ucapnya.
Bupati menegaskan bahwa Pemkab Gresik telah menerapkan Universal Health Coverage (UHC) yang memungkinkan warga berobat gratis di rumah sakit kelas 3 cukup dengan menunjukkan KTP atau KK Gresik.
Ia juga menyoroti tantangan hak kesehatan karyawan di kota industri seperti Gresik.
“Kalau ada karyawan yang sakit tiba-tiba di pabrik terus dibawa ke Puskesmas, maka tetap harus dilayani, jangan ditolak,” pintanya.
Jika kemudian ditemukan perusahaan tidak membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan karyawan, Pemkab Gresik tetap mengutamakan pelayanan kesehatan sambil mengambil langkah pengawasan.
“Untuk itu, kita bentuk Unit Reaksi Cepat (URC) Dinas Ketenagakerjaan Gresik. Tujuannya untuk memantau bila ditemukan pelanggaran iuran BPJS Ketenagakerjaan oleh pabrik,” jelasnya.












