Alissa Qotrunnada Munawaroh. Foto: Istimewa
JAKARTA, BANGSAONLINE.com-Saya tertegun menonton rekaman video Alissa Qotrunnada Munawaroh, putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ning Alissa Wahid - panggilan akrab Alissa Qotrunnada Munawaroh – menceritakan tentang kesederhanaan Gus Dur. Sedemikian sederhananya kehidupan cucu Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari itu, sampai ia tak punya uang.
Padahal Gus Dur mantan Presiden RI. Bahkan Gus Dur ketua umum PBNU tiga periode (1984-1999).
“Beliau mantan presiden. Beliau 15 tahun menjadi ketua umum organisasi masyarakat Islam tebesar di dunia,” kata Ning Alissa. “Tapi beliau gak punya uang,” tambah perempuan aktivis yang kini menjadi salah satu ketua PBNU itu.
Bahkan setengah tahun sebelum wafat, Gus Dur pinjam uang kepada Ning Alissa.
“Karena beliau tak punya uang,” katanya.
Sebelumnya,Ning Alissa mengungkapkan bahwa Gus Dur hutang Rp 5 juta.
Padahal Gus Dur menulis dan bicara di mana-mana. “Tapi beliau gak punya uang. Kenapa. Setiap kali saya bertanya mbok saya dibelikan ini, saya dibelikan itu. Beliau selalu mengatakan, gak punya uang, nak,” ujar Ning Alissa.
“Tapi bapak punya uang di laci. Beliau jawab itu uang titipan rakyat. Bukan uang kita,” kata Ning Alissa lagi.
“Malam ini kita belajar. Semoga kita bisa meneladani kesederhanaan Gus Dur,” kata Ning Alissa.
Semoga ungkapan Ning Alissa ini menjadi muhasabah atau koreksi diri bagi semua pengurus PBNU yang sekarang bertikai, terutama Yahya Cholil Staquf, Kiai Miftachul Akhyar, Saifullah Yusuf, Ahmad Said Asrori, Amin Sadd Husni, dan lainnya.
Gus Dur selalu sibuk dengan perjuangan umat. Sehingga beliau tidak sempat berpikir tentang uang dan tambang. Apalagi memikirkan uang transfer yang jumlahnya ratusan miliar seperti yang kini menghebohkan dan mempermalukan warga NU itu.
Ironisnya, mereka yang bertikai - terutama Yahya Cholil Staquf - selalu mengklaim meneruskan perjuangan Gus Dur. Bahkan masih tersimpan rapi di google foto baliho Yahya Cholil Staquf saat Muktamar NU di Lampung. Di baliho itu ia tulis Menghidupkan Gus Dur.












