Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani melihat produk UMKM saat menghadiri Business Matching dan Inkubasi Bisnis. foto: ist.
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk masuk dalam ekosistem industri melalui program inkubasi bisnis dan business matching.
Hal tersebut disampaikan Bupati saat menghadiri kegiatan Business Matching dan Inkubasi Bisnis yang digelar Diskoperindag Gresik di salah satu hotel, Jumat (28/11/2025).
Bupati menekankan bahwa UMKM harus menjadi bagian dari pertumbuhan industri, tidak hanya menjadi penonton.
Program ini, menurutnya, menjadi ruang bagi pelaku usaha untuk terhubung langsung dengan perusahaan dan kawasan industri di Gresik.
“Saya pernah sampaikan, tidak ada industri yang tumbuh di tengah masyarakat yang gagal. Saat ini Kabupaten Gresik menjadi tempat investasi yang cocok, karena kolaborasi yang hebat antara pemerintah dan industri serta berdampak konkret ke UMKM kita,” kata Bupati.
Ia juga menegaskan pentingnya komitmen bersama antara perusahaan dan UMKM agar pelaku usaha lokal dapat terlibat dalam rantai pasok industri.
“Goal-nya adalah mengakselerasi masyarakat penerima bantuan sosial untuk naik secara ekonomi melalui UMKM yang maju dan mandiri,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur BKMS, Agung P. Guritno, menyampaikan bahwa UMKM telah menjadi bagian penting dari perekonomian Gresik.
Menurutnya, kolaborasi antara pelaku UMKM dan industri sangat dibutuhkan untuk perkembangan usaha.
“Kegiatan ini punya peran besar dalam menghubungkan UMKM dengan perusahaan dan kawasan industri. Kemajuan industri dan UMKM harus selaras,” cetusnya.
Ia menegaskan kesiapan kawasan industri JIIPE untuk mendukung agenda seperti ini dan meyakini UMKM Gresik memiliki potensi besar untuk berkembang.
Kepala Diskoperindag Gresik, Darmawan, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian program inkubasi bisnis sebagai upaya Pemkab Gresik meningkatkan kualitas dan kapasitas pelaku UMKM.
Kegiatan ini diikuti 30 pelaku usaha yang telah melalui proses seleksi dan pendampingan, terdiri dari 10 pengusaha batik, 9 usaha konveksi, dan 11 pelaku usaha makanan dan minuman.
“Selama program inkubasi berlangsung, peserta menerima materi strategis seperti legalitas usaha, branding, digital marketing, strategi produksi, kesiapan packaging, hingga penguatan model bisnis. Mereka juga menjalani proses coaching untuk memastikan kesiapan memasuki pasar yang lebih besar,” bebernya.
Darmawan berharap kegiatan ini mampu menghadirkan kolaborasi konkret antara pelaku UMKM dan perusahaan serta membuka peluang pasar baru yang berkelanjutan.
“Ini bukan hanya tentang transaksi bisnis, tetapi membangun jaringan kemitraan ekonomi daerah yang lebih kuat,” pungkasnya. (hud/van)












